Momen Pemimpin HTS Suriah Minta Gadis Tutupi Rambutnya sebelum Foto Bersama

18 Desember 2024 10:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin kelompok Islamis Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmed al-Sharaa, tiba di Masjid Umayyah, Suriah, Minggu (8/12/2024). Foto: ABDULAZIZ KETAZ/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin kelompok Islamis Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmed al-Sharaa, tiba di Masjid Umayyah, Suriah, Minggu (8/12/2024). Foto: ABDULAZIZ KETAZ/AFP
ADVERTISEMENT
Belakangan ini viral foto pemimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Ahmed al-Sharaa, yang akrab disapa Abu Muhammad al-Julani, meminta seorang gadis menutupi rambutnya saat ingin berfoto dengannya.
ADVERTISEMENT
Julani menjadi sosok sentral atas jatuhnya Presiden Bashar Al-Assad yang memimpin Suriah dengan tangan besi selama 24 tahun. Assad kemudian kabur ke Rusia pada Minggu (8/12). HTS sendiri sering dilabeli sebagai kelompok Islamis.
Adapun video Julani yang viral tersebut mendapat tanggapan beragam di Timur Tengah, termasuk di Suriah sendiri. Ada yang menilai positif, tapi ada yang menilai negatif.
Mereka yang menilai miring terhadap klip tersebut menilai Julani telah memaksa seorang gadis menutupi rambutnya dan hal ini berlawanan dengan kebebasan.
Pandangan negatif ini mendapat perlawanan dari sejumlah pendukung Julani.
"Video ini akan membuat semua pengecut di bumi, terutama kaum sekuler dan feminis, marah! Bagikan dan jadikan mereka frustrasi!” ujar salah satu pendukung Julani di akun X.
Lea Khairallah (kanan) bersama pimpinan HTS Suriah Abu Mohammad Al-Julani, Desember 2024. Foto: Viral di X
Dalam video yang viral, tampak gadis itu berada di tengah kerumuman warga Suriah yang bergembira menyambut kehadiran Julani.
ADVERTISEMENT
Saat itu, gadis yang bernama Lea Kheirallah tersebut tampil modis dengan mantel hitam dengan desain kerudung besar (hoody) dan ikat pinggang di bagian tengah. Rambutnya panjang tergerai.
Beberapa orang di antara mereka kemudian meminta berfoto dengan Julani. Saat itulah Julani yang ada di depan Lea memberikan gestur agar Lea menutupi rambutnya sebelum berfoto dengannya.
Lea kemudian mengatupkan hoody-nya menutupi rambutnya. Foto bersama dengan sejumlah orang pun terlaksana.
Atas kontroversi yang muncul, Lea pun menceritakan momen foto bersama tersebut dan perasaannya bisa berfoto dengan Julani.
Mengutip RT Arabic, Lea mengunggah ulang video foto bersama itu di akun Instagram miliknya. Lea mengatakan bahwa Julani memintanya untuk menutupi rambutnya sebelum berfoto bersama dengannya dan Lea tidak menunjukkan rasa kesal apa pun terhadap situasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Lea menulis kurang lebih sebagai berikut:
Saya seorang gadis Suriah. Nama saya Lea Khairallah, dari kota Damaskus, dan ini adalah kisah saya dengan foto di samping sang pemimpin.
Seperti banyak wanita muda lainnya, hidup saya berpusat pada keluarga, pendidikan, dan impian untuk masa depan. Saya pernah berpikir bahwa wisuda universitas saya akan menjadi momen yang menentukan dalam hidup saya—hingga 10 Desember 2024. Pada hari itu, Damaskus dibebaskan, dan para pejuang beserta pemimpin mereka mengunjungi lingkungan kami di Mezzeh.
Itu adalah peristiwa yang akan dicatat oleh sejarah dengan tajuk berita yang akan tetap bersama kita selama beberapa generasi. Kami akan mewariskannya kepada anak-anak kami, bersama dengan swafoto, potongan video, dan kisah tentang bagaimana kami menyaksikan hari terbesar dalam sejarah Suriah. Kami akan menceritakan kepada mereka kisah-kisah singkat tentang seorang tiran, sebuah bangsa, dan sebuah kemenangan.
ADVERTISEMENT
Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa saya akan berdiri di hadapan orang-orang yang paling mulia; [pejuang] Mujahidin Suriah, yang membebaskan kami bersama pemimpin mereka. Bertemu dengan kami dan berbicara dengan kami. Berdiri di hadapan orang-orang seperti itu, sosok yang selama ini saya kenal lewat berita utama, sungguh rendah hati.
Lalu, teman-temanku menambah pengalaman yang luar biasa itu dengan meminta izinnya untuk berfoto dengannya. Seperti ayah mana pun yang melindungi negara dan anak-anak perempuannya, ia dengan lembut dan penuh kebapakan memberi isyarat agar aku menutupi rambutku jika ingin berfoto dengannya.
Ia berhak tampil dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsipnya. Ia tidak meminta para wanita di sekitarnya untuk menutupi rambut mereka, tetapi jika mereka ingin berfoto dengannya, standar yang sama berlaku bahkan untuk jurnalis Amerika yang mewawancarainya.
ADVERTISEMENT
Puluhan ribu warga Damaskus merasa aman hari itu, mungkin untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, di bawah perlindungan seorang pemimpin yang baik, dan aku adalah salah satunya.
Namun, khususnya bagiku, Tuhan memberkatiku untuk menjadi lebih dekat. Setelah pengalaman singkat ini, aku merasa bahwa semua bentuk kebaikan saling terkait: pembebasan dari para tiran, ketaatan pada iman, dan cinta kepada sesama—semuanya adalah faktor kemenangan.
Kita semua berutang kepada mereka [pejuang mujahidin] karena telah membebaskan kita, tetapi aku lebih berutang lagi kepada mereka. Saya berutang pada mereka karena membuat iman saya kepada Tuhan tumbuh lebih kuat dan lebih dalam.

Profil Julani

Pemimpin kelompok Islamis Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmed al-Sharaa, tiba di Masjid Umayyah, Suriah, Minggu (8/12/2024). Foto: ABDULAZIZ KETAZ/AFP
Julani berada di garda terdepan meruntuhkan kekuasaan dinasti Assad di Suriah yang berkuasa lima dekade. Selama kekuasaan Assad, sekitar setengah juta warga Suriah tewas dan 13 juta lainnya mengungsi ke sejumlah negara.
ADVERTISEMENT
Julani dan pasukannya merebut Damaskus setelah menguasai kota-kota besar lainnya. Ia kemudian mengumumkan kemenangannya di masjid Umayyad, Damaskus, yang bersejarah.
Kemenangan Julani disambut takbir di dalam masjid. Warga di Damaskus dan kota-kota lainnya bersukacita atas kemenangan Julani dkk.
Pemimpin kelompok Islamis Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Ahmed al-Sharaa, berpidato di Masjid Umayyah, Suriah, Minggu (8/12/2024). Foto: ABDULAZIZ KETAZ/AFP
Julani semula bergabung dengan Al-Qaeda. Tapi kemudian memutuskan lepas dari kelompok yang dicap teroris itu dan mendirikan HTS. Tak hanya itu, HTS mengubah besar-besaran citranya. Seragam militernya dengan kemeja dan celana panjang. HTS juga mulai mengkampanyekan toleransi antarumat beragama dan pluralisme.
Julani saat ini menjadi pemimpin de facto Suriah. Sejumlah negara Barat mulai membuka komunikasi dengannya sebagai pemimpin Suriah. Julani saat ini menghadapi banyak tantangan untuk mempersatukan bangsa Suriah yang terpecah di masa Assad.
ADVERTISEMENT