Momen Sandera Israel Cium Kening Pejuang Hamas yang Bikin Marah Netanyahu

25 Februari 2025 9:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Omer Shem Tov, WN Israel cium prajurit Hamas pada seremoni pembebasan pada Sabtu, 22/2/2025. Foto: Dok Brigade Al-Qassam
zoom-in-whitePerbesar
Omer Shem Tov, WN Israel cium prajurit Hamas pada seremoni pembebasan pada Sabtu, 22/2/2025. Foto: Dok Brigade Al-Qassam
ADVERTISEMENT
Ada momen mengejutkan saat sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, menyerahkan sejumlah warga Israel yang disanderanya di Gaza kepada Palang Merah Internasional (ICRC) sebagai bagian dari gencatan senjata, Sabtu (22/2). Salah satu sandera yang dibebaskan mencium kening dua pejuang Hamas.
ADVERTISEMENT
Warga Israel yang dibebaskan di lokasi tersebut ada tiga, yaitu Omer Wenkert, Omer Shem Tov, dan Eliya Cohen. Ketiganya dibawa ke panggung oleh pejuang Hamas. Mereka melambaikan tangan ke kamera sambil memegang sertifikat pembebasan mereka.
Dalam sebuah klip yang kini menjadi viral, Omer Shem Tov terlihat tersenyum dan memegang bagian belakang kepala pejuang Hamas yang bertopeng dan dengan cepat mencium keningnya.
Ia kemudian melakukan hal yang sama kepada pejuang lainnya di panggung. Sorak-sorai keras terdengar saat adegan itu berlangsung.
Mencium kening orang lain dalam tradisi Arab/Timur Tengah bisa diartikan sebagai tanda hormat, kasih sayang, doa/restu, dan kedekatan emosional.

Komentar Keluarga

Nenek Omer Shem Tov, Sara, mengatakan kepada televisi Israel, Channel 12, bahwa tindakan tersebut tidak tampak aneh karena cucunya adalah pria yang periang.
ADVERTISEMENT
"Itulah Omer. Dia cocok dengan semua orang. Bahkan Hamas... Mereka mencintainya bahkan di sana,” ujarnya dikutip dari Hindustan Times.
Ayahnya, Malki Shem Tov, menyebut putranya "orang yang paling berpikiran positif di dunia”.
"Omer lebih kurus... tetapi dia ceria, optimistis, dan paling berpikiran positif di dunia. Kami bahkan tidak tahu seperti apa penampilannya. Dia muncul begitu saja dan mengejutkan kami semua, dengan senyumnya, lambaiannya — sungguh gila," katanya kepada televisi yang sama.
Omer Shem Tov, Eliya Cohen, dan Omer Wenkert menghabiskan 505 hari di tahanan Hamas, kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Pada hari yang sama, Hamas juga membebaskan tiga sandera di tempat terpisah. Dua orang dibebaskan juga lewat upacara, sedangkan satu orang tanpa upacara.
ADVERTISEMENT

Viral di Medsos

Sementara banyak orang di media sosial berspekulasi bahwa ciuman itu diatur oleh prajurit Hamas. Namun, yang lainnya memilih untuk melihat hikmah positif dari ciuman itu.
Mereka berharap hal itu dapat melambangkan perdamaian abadi di wilayah tersebut setelah konflik yang mematikan.
"Semoga tindakan kecil ini mengarah pada gelombang perdamaian yang lebih besar. Setiap langkah diperhitungkan menuju keharmonisan," kata salah satu dari mereka.
Masih ada komentar-komentar lainnya sebagai berikut:
"Tahanan Israel Omer Shem Tov mencium pejuang perlawanan Palestina saat pembebasan tahanan yang menggemparkan media Israel karena gestur ini menggambarkan perlakuan manusiawi terhadap tahanan Israel."
"Adegan tawanan Israel Omer Shem Tov mencium kening pejuang Al-Qassam saat ini telah menjadi klip yang paling banyak beredar di media Arab dan Ibrani. Anda tidak akan pernah melihat orang Palestina meninggalkan penjara Israel melakukan hal ini atau terlihat diperlakukan sebaik dia."
Warga Palestina dan pejuang Hamas berkumpul di lokasi penyerahan dua sandera Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, sebagai bagian dari pembebasan tawanan ketujuh pada 22 Februari 2025. Foto: OMAR AL-QATTAA/AFP

Netanyahu Marah, Merasa Dipermalukan

Jika sebagian masyarakat berpandangan positif pada langkah Tov, tidak dengan PM Netanyahu. Dia marah karena semua sandera dibebaskan oleh Hamas lewat sebuah seremoni — apalagi ada yang sampai mencium penyanderanya. Netanyahu menilai yang dilakukan Hamas telah mempermalukan tahanan.
Sejumlah pengunjuk rasa membentangkan poster saat unjuk rasa "Arrest Netanyahu at the White House Rally" mendukung warga Palestina di dekat Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (4/2/2025). Foto: Mandel Ngan/AFP
Sebagai bentuk kemarahannya, dia pun menunda pembebasan 600 napi Palestina yang dipenjaranya. Dia minta pembebasan sandera selanjutnya tidak memakai seremoni seperti yang dilakukan Hamas selama ini.
ADVERTISEMENT
"Karena banyak pelanggaran yang dilakukan oleh Hamas, termasuk seremoni yang mempermalukan tahanan kami setiap pembebasan. Mereka menggunakannya untuk propaganda. Maka kami memutuskan untuk menunda melepaskan 'teroris' yang rencananya akan dilepaskan hari Sabtu, sampai pelepasan sandera berikutnya yang tanpa seremoni," kata kantor Perdana Menteri Netanyahu, dalam statement resmi mereka, dikutip dari AFP, Minggu (23/2).
Sejumlah sandera yang ditahan di Gaza sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023, dibebaskan oleh militan Hamas sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tawanan antara Hamas dan Israel di Deir Al-Bala Foto: Hatem Khaled/REUTERS
Seharusnya, pada Sabtu (22/2) ada pertukaran tahanan. Hamas sudah melepas 6 tahanan Israel, sementara Israel masih menunda melepaskan sekitar 600 tahanan Palestina.
Sejak tercapainya gencatan senjata di Gaza pada 19 Januari 2025, Hamas sudah melepaskan 25 sandera Israel lewat seremoni. Seremoni itu selalu disertai dengan para milisi berpenutup muka, yang mengarak para tahanan ke panggung.
Militan Hamas membebaskan tentara wanita Israel Agam Berger sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel di Jabalia, Jalur Gaza utara, Kamis (30/1/2025). Foto: Omar AL-QATTAA / AFP
Lalu para tahanan itu akan melambaikan tangan dan memberikan sepatah dua patah kata kepada warga Gaza yang berkumpul.
ADVERTISEMENT
Dalam seremoni itu pula, para sandera yang dibebaskan akan diberikan sertifikat dalam bahasa Ibrani yang berisi tentang akhir masa penahanan mereka. Lalu, para tahanan akan diserahkan ke petugas palang merah, yang akan menyerahkan mereka ke pihak Israel.

Netanyahu Sabotase Upaya Perdamaian

ADVERTISEMENT
Langkah Netanyahu menunda pembebasan 600 warga Palestina yang ditahannya membuat Hamas marah. Mereka menuding Netanyahu menyabotase upaya perdamaian.
“Netanyahu jelas mengirimkan pesan yang kuat bahwa ia sengaja menyabotase kesepakatan tersebut, ia sedang mempersiapkan suasana untuk kembali berperang," ujar anggota biro politik Hamas, Basem Naim, seperti dlansir Al-Jazeera, Senin (24/2).