Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Monumen untuk Pahlawan Basarnas yang Gugur di Temanggung
18 Juli 2017 16:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Badan SAR Nasional dan Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berencana membangun monumen di lokasi jatuhnya helikopter Dauphin AS365N3+Reg HR 3602 milik Basarnas, di Gunung Butak, Desa Canggal, Candiroto, Temanggung.
ADVERTISEMENT
Kepala Basarnas Jateng Agus Haryono di Temanggung mengatakan pembuatan monumen atau prasasti itu untuk mengenang delapan pahlawan kemanusiaan yang gugur saat menjalankan tugas.
"Kami ada rencana untuk membangun semacam prasasti atau monumen di lokasi bukit Butak, Desa Canggal untuk mengenang teman-teman kami yang kemarin gugur di sana. Kami bisa sinergikan dengan Pemkab Temanggung. Dalam waktu dekat jika proses perizinan selesai segera kami bangun," kata Agus usai bertemu Bupati Temanggung, Bambang Sukarno, seperti dilansir Antara, Selasa (18/7).
Ia mengatakan, anggaran untuk pembangunan monumen berasal dari Basarnas. Pihak Pemerintah Kabupaten Temanggung juga merespons positif. Selangkah lebih cepat, pemkab bahkan telah menyiapkan berbagai desain monumen kemanusiaan itu.
"Hal ini masih kami rencanakan jadi besaran anggaran berapa belum tahu, tetapi secepatnya kalau seluruh proses perizinan selesai segera dibangun. Pemkab Temanggung membantu kami dalam proses perizinan, lahan itu milik Perhutani. Monumen ini hanya sederhana tidak yang harus makan biaya besar, semacam prasasti untuk mengenang yang penting maknanya," katanya.
ADVERTISEMENT
Bupati Temanggung Bambang Sukarno menuturkan meskipun telah menyiapkan beberapa desain belum bisa disampaikan kepada media. Hanya saja dia merasa pembuatan prasasti atau monumen itu sangat penting untuk mengenang dan menghormati orang-orang yang gugur dalam misi kemanusiaan.
Prasasti tersebut sekaligus untuk memelihara semangat Basarnas dan Tim SAR gabungan untuk terus mengabdi kepada misi kemanusiaan.
"Pembangunan monumen sebagai bentuk penghargaan, penghormatan kepada para pejuang kemanusiaan. Kalau lokasi sudah ditentukan, desain sudah disiapkan tetapi belum bisa kami beritahukan karena masih dipilih desainnya," katanya.
Mereka yang menjadi korban dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (2/7), yakni Catur (Basarnas), Budi Resti (Basarnas) Kapten Laut Li Solihin (Co pilot), Serka Mpu Hari Marsono (kru), Maulana Affandi (Basarnas), Nyoto Purwanto (Basarnas), Peltu LPU Budi Santoso (kru), dan Kapten Laut Haryanto (pilot).
ADVERTISEMENT