Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Motif Pelaku Teror di Mal Sydney: Frustrasi Tak Kunjung Punya Pacar
15 April 2024 21:07 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Joel Cauchi (40) pelaku teror di sebuah mal di Sydney, Westfield Bondi Junction, diduga nekat melakukan aksinya karena frustrasi tak kunjung punya pacar. Dilansir Reuters, ayah Cauchi, Andrew, bercerita jika putranya memang mengidap penyakit mental dan frustrasi pada perempuan.
ADVERTISEMENT
"Dia menginginkan seorang pacar dan dia tidak memiliki keterampilan sosial sehingga merasa sangat frustrasi," kata Andrew dilansir Reuters, Senin (15/4).
Andrew menjelaskan, putranya punya sejarah panjang terkait penyakit mentalnya. itu. Tahun lalu Andrew menyita lima pisau tentara dari Joel Cauchi karena khawatir putranya itu akan tertusuk.
Dalam aksi penyerangannya, Joel Cauchi yang mengenakan seragam liga rugbi nasional Australia terekam masuk ke dalam mal dengan membawa pisau besar dan menyerang sejumlah orang. Akibatnya enam orang tewas dan 12 lainnya terluka.
Polisi kemudian menyelidiki kemungkinan Cauchi hanya menargetkan perempuan saja. Sebab lima dari enam korban tewas dan sebagian besar korban terluka adalah perempuan.
Aksi Cauchi berhasil dihentikan ketika ia ditembak mati oleh polisi perempuan, Inspektur Amy Scott. Amy kini dijuluki sebagai pahlawan nasional karena berhasil membekuk Cauchi sendirian di lantai lima setelah pengejaran panjang.
ADVERTISEMENT
"Bagi kami, para detektif, sudah jelas bahwa pelaku fokus pada perempuan dan menghindari laki-laki. Video-video itu berbicara sendiri, bukan? Itu tentu jadi pertanyaan bagi kami," tutur Komisaris Polisi Bagian New South Wales, Karen Webb.
Aksi pembunuhan massal relatif jarang terjadi di negara yang memiliki aturan tentang senjata dan pisau terketat di dunia itu. Setelah tragedi ini, bendera nasional Australia dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri, termasuk di gedung pemerintahan, untuk menghormati para korban.