Motif Pembunuhan Bidan Sweetha: Cemburu & Takut Anak yang Dibunuh Terungkap

18 Maret 2022 15:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ucapan duka IBI Sleman Tengah atas meninggalnya Sweetha Kusuma Gatra Subardiya. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ucapan duka IBI Sleman Tengah atas meninggalnya Sweetha Kusuma Gatra Subardiya. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus pembunuhan terhadap bidan Sweetha Kusuma Gatra Subandriya (32) mulai terungkap. Tersangka pembunuhan, Dony Christiawan Eko Wahyudi (31) --sebelumnya dalam rilis polisi tertulis Donny Christian-- gelap mata membunuh kekasihnya itu karena cemburu dan takut kejahatannya terungkap.
ADVERTISEMENT
Dony kalut lantaran telah membunuh anak laki-laki Sweetha, Muhammad Faezya Alfarisqi (5) dan membuangnya di bawah Jembatan Susukan Tol Semarang-Bawen KM 426.
Awalnya, Dony terus didesak Sweetha untuk menunjukkan kondisi anaknya itu yang dititipkan karena kesibukan. Sweetha menitipkan anak keduanya yang masih berusia 5 tahun ke Dony yang berada di Semarang. Sementara itu, Dony di Semarang masih memiliki istri dan anak. Sweetha tak tahu anaknya itu telah dibunuh Dony.
Tampang Donny Christian Eko (31) pembunuh sepasang ibu dan anak, yang mayatnya dibuang di bawah jembatan Tol Semarang-Bawen. Foto: Intan Alliva/kumparan
Bocah malang itu tewas pada 20 Februari 2022 di rumah tersangka. Ia disekap, disiksa dan dibiarkan kelaparan hingga mati lemas. Dony melakukan itu karena takut ketahuan dengan istrinya. Sehingga, Faezya hanya ditaruh di suatu ruangan di rumah Dony hingga tewas. Kurang lebih selama sepekan. Dony lalu membuangnya dari jembatan tol dengan kondisi telanjang.
ADVERTISEMENT
Dirkrimum Polda Jateng, Kombes Djuhandhani Rahardjo Puro, mengatakan, Sweetha menitipkan anaknya ke Dony sejak awal Februari 2022 karena kesibukan.
"Ceritanya adalah karena almarhum punya anak dan ada kesibukan kerja, dititipkan ke tersangka pada bulan Februari. Selama ikut tersangka, korban atas nama Muhammad Faeyza Alfarisqi sering dianiaya dan tidak diberi makan. Dia mendapati korban meninggal kemudian dibuang," ujar Djuhandhani saat konferensi pers, Jumat (18/3).
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Shutterstock
Lantaran tak kunjung mendapat kabar tentang anaknya itu, Sweetha terus mendesak agar diizinkan menemui anaknya. Donny pun menyanggupi dan keduanya bertemu di sebuah hotel di Kota Semarang pada 7 Maret 2021.
"Dari peristiwa ini terjadi dua tempus (waktu) dan dua lokus (tempat). Lokus pertama penganiayaan korban (Faezya) tempusnya pada 20 Februari sehingga meninggal. Kepada korban Sweetha, 7 Maret 2022. Modus (Faezya) disiksa, disekap dikunci dalam kamar. Kedua (Sweetha) modusnya mencekik lehernya, dibuang di KM 425," jelas Djuhandhani.
ADVERTISEMENT
Selain bingung mempertemukan Sweetha dengan anaknya yang sudah dibunuh, Dony juga merasa cemburu lantaran Sweetha sempat menyapa seseorang saat mereka bertemu.
"Jadi waktu di jalan itu si korban sempat melambaikan tangan kepada seseorang dan cemburulah pelaku. Motifnya ada dua, cemburu dan diminta dipertemukan dengan anaknya," kata Djuhandani.
Mayat wanita terbungkus kain sarung diduga korban pembunuhan ditemukan di bawah jembatan tol Semarang, Bawen. Foto: Dok. Istimewa
Sementara, Dony nekat membunuh anak Sweetha lantaran kesal korban kerap menangis dan rewel.
"Karena anaknya ada sakit, jadi rewel atau nakal atau seperti apa. Pelaku kesal lagi disiksa sedemikian rupa hingga meninggal," ungkap Djuhandani.
Djuhandani mengungkap Dony membuang mayat Faezya maupun Sweetha pada malam hari saat kondisi tol sepi. Dony meyakini kejahatannya tidak akan terbongkar sebab, mayat Faezya yang ia buang lebih dulu tidak kunjung ditemukan.
ADVERTISEMENT
"Memilih tempat itu karena yang bersangkutan merasa korban pertama (Faezya) tidak diketahui, dia berharap di tempat yang sama tidak diketahui dan aman," kata Djuhandani.