Motif Si Anak Durhaka di Magelang Racuni Ayah, Ibu, dan Kakaknya

29 November 2022 11:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
Rumah keluarga di Magelang yang tewas diracun. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rumah keluarga di Magelang yang tewas diracun. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Dhio Daffa (22) tega membunuh orang tua dan kakak kandungnya karena sakit hati. Ia mengaku merasa terbebani karena harus menanggung biaya kebutuhan keluarganya.
ADVERTISEMENT
Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan, dari hasil penyidikan sementara tersangka mengaku sakit hati. Dhio kesal karena diminta menanggung beban keluarganya. Ia juga diminta membayar utang ayahnya.
"Sakit hati karena (DD) diberikan beban untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga untuk biaya pengobatan orang tuanya. Bapak orang tua daripada terduga pelaku itu dua bulan lalu baru saja pensiun dan kebutuhan untuk rumah tangga cukup tinggi karena orang tua daripada terduga pelaku kebetulan memiliki penyakit sehingga untuk biaya pengobatan," ujar Sajarod kepada awak media di lokasi, Selasa (29/11).
Ia juga cemburu lantaran kakak pertamanya tidak diberikan hal yang sama. Ia merasa terbebani karena harus menanggung keuangan orang tuanya seorang diri apalagi saat ini ia sedang menganggur.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan anak pertama korban yang perempuan itu sempat kemarin bekerja dan sekarang tidak bekerja karena sifatnya kontrak dan tidak diberikan beban untuk menanggung semua kebutuhan yang ada. Dan yang diberikan beban adalah anak yang kedua (DD) yang saat ini kita tetapkan sebagai tersangka," jelas dia.
Atas dasar itulah ia kemudian merencanakan pembunuhan terhadap ibu ayah dan kakaknya. Ia mencampur teh dan kopi dengan racun arsenik hingga mereka meregang nyawa.
"Sehingga di situlah muncul niat karena sakit hati ide untuk menghabisi daripada orang tua dan kakak kandungnya sendiri," imbuh dia.
Meski begitu, polisi masih menyelidiki adanya motif lain seperti utang piutang yang dipunyai oleh pelaku.
"Keterkaitan pelaku ada utang informasi ini masih sedang kita gali. Karena kami sampaikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari apakah ini ada keterkaitan terkait utang yang diakibatkan daripada berobat untuk orangtuanya sehingga menimbulkan niat dia menjadi terbebani karena diberikan beban untuk orangtuanya memenuhi segala kebutuhan hidup dan melunasi utang-utang orangtuanya," kata Sajarod.
ADVERTISEMENT