Motor Trail Terobos Tahura Bandung, Rusak Tanaman Endemik

22 Februari 2024 14:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan Tahura yang rusak diterjang motor trail. Dok: @tahuradjuanda.official
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan Tahura yang rusak diterjang motor trail. Dok: @tahuradjuanda.official
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lahan yang ditanami sejumlah tanaman endemik yang tersebar di kawasan konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda rusak akibat ulah pengguna motor trail. Potret yang memperlihatkan kerusakan lahan yang terjadi di sana diunggah melalui akun Instagram @tahuradjuanda.official.
ADVERTISEMENT
Kepala UPTD Tahura Ir. H. Djuanda, Luthfi Erizka, membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurut dia, lahan yang rusak itu merupakan milik Tahura dan masuk ke wilayah Baru Tunggul. Panjang lahan yang rusak mencapai sekitar 300 meter.
"Merusak keanekaragaman flora kurang lebih 300 meteran kanan dan kirinya tanaman yang baru ditanami dan sudah berumur sekian tahun itu pada patah dan rusak," kata dia ketika dikonfirmasi pada Kamis (22/2).
Menurut Lutfhi, lahan itu hanya dapat dipakai sebagai akses jalan kaki warga dan tak diperkenankan untuk aktivitas motor trail. Plang peringatan agar lahan itu tak dipakai untuk aktivitas motor trail pun sudah dipasang tapi ternyata tak digubris. Belum diketahui identitas pengguna motor trail yang nekat melanggar.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak pernah memberikan izin untuk event apa pun masuk ke situ karena itu betul-betul dilindungi dan haram lah," ucap dia.
Luthfi menyayangkan adanya segelintir pengguna motor trail yang 'nakal'. Sebab, beberapa komunitas motor trail yang dikenalnya, kini malah menjalin kerja sama dengan Tahura untuk turut serta melestarikan hutan.
Untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa, Luthfi mengaku bakal meningkatkan pengawasan dengan melibatkan masyarakat setempat dan juga menambah rambu peringatan di sekitar kawasan konservasi. Selain itu, edukasi pada masyarakat akan lebih digencarkan.
"Jadi kita sosialisasikan lagi bahwa ketika mereka akan masuk, mereka akan membaca plang bahwa ini adalah lahan konservasi yang tidak boleh dilalui oleh motor khususnya motor yang memang dianggap dapat merusak lahan konservasi ini," kata dia.
ADVERTISEMENT