MPR dan Amien Rais Rasakan Demokrasi RI Berubah: Jadi Democracy Cash Is King

5 Juni 2024 17:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pimpinan MPR usai bertemu dengan Ketua MPR 1999-2004 Amien Rais. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pimpinan MPR usai bertemu dengan Ketua MPR 1999-2004 Amien Rais. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua MPR periode 1999-2004 Amien Rais menyambangi pimpinan MPR periode 2019-2024 di Gedung DPR, Senayan, Rabu (5/6). Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan pihaknya dan Amien memiliki kegelisahan yang sama yakni sistem demokrasi Indonesia memburuk.
ADVERTISEMENT
"Nah yang menarik dari Pak Amien adalah Pak Amien merasakan hal yang sama dengan apa yang kami rasakan dengan apa yang dirasakan oleh banyak rakyat Indonesia atas sistem politik dan demokrasi hari ini," kata Bamsoet.
"Demokrasi yang seharusnya demokrasi is king, tapi sudah berubah jadi democracy cash is king," sambungnya.
Amien Rais sambangi pimpinan MPR di Gedung DPR, Senayan, Rabu (5/6/2024). Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
Dia menuturkan Amien juga sudah memberikan restu kepada MPR untuk melakukan amandemen UUD 1945 untuk memperbaiki demokrasi.
"Ini yang kita jadi perhatian kita semua dan beliau menegaskan walaupun beliau telah meletakkan perubahan atas UUD mulai dari amandemen 1-4 beliau tak keberatan untuk UUD ini disempurnakan kembali untuk mengembalikan cita-cita para pendiri bangsa mewujudkan Indonesia sejahtera adil makmur," ucap Waketum Golkar itu.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Amien menuturkan meski amandemen UUD sudah dilakukan sebanyak 4 kali, tapi tak menutup kemungkinan akan kembali dilakukan. Apalagi, menurut dia, UUD harus mengikuti perkembangan zaman.
"Kalau dulu MPR yang saya jadi ketuanya itu melakukan amandemen empat tahapan itu memang insyaallah sudah sesuai konteks kepentingan waktu itu," ucap dia.
"Jadi zaman itu bergerak kita hidup dalam sebuah sejarah bukan mitos, kalau mitos itu mandek. Sejarah itu terus berjalan dan ada perubahan kuantitatif tapi juga kualititatif. Bangsa besar ini, tentu juga kena hukum sejarah itu, nah jadi kalau kami dulu itu melakukan empat kali tahapan amandemen itu ya alhamdulillah sesuai waktu itu, tapi itu satu generasi yang lalu, tentu sudah berubah," tambah Amien.
ADVERTISEMENT