Muhadjir Minta Petugas Vaksinasi Cek Riwayat Kesehatan Anak untuk Cegah KIPI

6 Januari 2022 9:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko PMK Muhadjir Effendy saat memberikan arahan dalam kegiatan Refleksi 2 Tahun Peran Muhammadiyah dalam Penanganan Pandemi. Foto: Humas Kemenko PMK
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy saat memberikan arahan dalam kegiatan Refleksi 2 Tahun Peran Muhammadiyah dalam Penanganan Pandemi. Foto: Humas Kemenko PMK
ADVERTISEMENT
Menko PMK Muhadjir Effendy meminta petugas kesehatan yang bertugas dalam penyuntikan vaksin corona kepada anak 6-11 tahun untuk mengecek lebih teliti terkait riwayat kesehatan penerimanya. Hal ini menyusul ditemukannya sejumlah kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pasca pemberian vaksin, mulai dari keadaan ringan hingga berat,
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pengecekan riwayat kesehatan perlu dilakukan untuk memastikan anak benar-benar dalam kondisi sehat saat vaksin diberikan.
Hal itu disampaikan Muhadjir dalam acara peluncuran Vaksinasi Merdeka Anak di SDN 01 Mangga Dua Selatan, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
"Saya mohon petugas kesehatan, baik itu dari TNI, Polri, Kementerian Kesehatan, untuk memastikan dan melakukan penelusuran tentang status kesehatan anak yang akan divaksin," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulisnya, Kamis (6/1).
Muhadjir menjelaskan, pengecekan kesehatan pada anak seharusnya tidak dilakukan hanya pada saat akan divaksin. Melainkan harus dilakukan secara lebih mendalam dengan menelusuri riwayat penyakit anak melalui orang tua maupun walinya.
"Kalau status kesehatan yang bersangkutan diketahui sehingga kita bisa memutuskan melakukan apa nanti setelah divaksin ataupun tidak perlu divaksin. Ini dilakukan agar tidak terjadi KIPI yang tidak kita inginkan," ucap Muhadjir.
Launching program Vaksinasi Merdeka Anak di SDN 01 Mangga Dua, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (5/1). Foto: Humas Polres Jakarta Pusat
Ia berharap hal itu dapat dilakukan sesuai prosedur yang berlaku, mengingat pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun sama pentingnya dengan vaksinasi untuk orang dewasa. Vaksinasi anak dilakukan sebagai salah satu langkah untuk memutus mata rantai penularan, termasuk untuk membuat anak lebih aman saat mulai menjalani sekolah tatap muka.
ADVERTISEMENT
"Kemudian vaksinasi ini juga dilakukan untuk menjamin generasi sekarang ini menjadi generasi sehat yang siap menerima tongkat estafet perjuangan bangsa Indonesia," ungkap Muhadjir.
Terakhir, Muhadjir turut menyampaikan apresiasi atas langkah Polri yang menginisiasi kegiatan Vaksinasi Merdeka Anak usia 6-11 tahun. Menurutnya, langkah Polri bersama stakeholder terkait merupakan upaya strategis dan kolaboratif dalam mempercepat terciptanya herd immunity di Indonesia.
"Atas nama pemerintah, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolri yang telah menjadi tulang punggung percepatan vaksinasi nasional," tutup Muhadjir.
Diketahui, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) kembali melakukan akselerasi vaksinasi bertajuk 'Gerakan Vaksinasi Merdeka Anak' dengan sasaran anak usia 6-11 tahun. Vaksinasi ini diselenggarakan secara serentak di 30 Polda jajaran di 30 provinsi dan 244 Kabupaten/Kota. Sebanyak 26 juta anak akan menjadi sasaran secara bertahap.
ADVERTISEMENT
Untuk Vaksinasi Merdeka Anak Polda Metro Jaya akan digelar selama 5 Januari-19 Januari 2022. Sebanyak 6.320 sekolah dasar, madrasah pesantren dan sederajat telah ditetapkan menjadi lokasi vaksinasi merdeka. Targetnya adalah 2.2 juta anak usia 6-11 tahun di DKI Jakarta.
Dengan adanya gerakan nasional ini harapannya pada akhir Januari 2022 akan tercapai 70 persen vaksinasi pada anak secara nasional.
Acara peluncuran turut dihadiri Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Inspektur Jenderal TNI Letjen Bambang Suswantono, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek Sri Wahyuningsih, dan Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas COVID-19 Alexander Ginting.