Muhadjir: Naikkan UKT Jangan ke Mahasiswa yang Sudah Jalan Kuliah, tapi ke Maba

2 Juli 2024 14:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, ditemui usai Rakernis Fungsi Lantas Tahun 2024 di Alana Hotel, Kabupaten Sleman, Rabu (12/6/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, ditemui usai Rakernis Fungsi Lantas Tahun 2024 di Alana Hotel, Kabupaten Sleman, Rabu (12/6/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks Mendikbud RI, Muhadjir Effendy, meminta agar perguruan tinggi tidak menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) kepada mahasiswa yang sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
ADVERTISEMENT
Ia menyarankan, jika kampus ingin menaikkan UKT, sebaiknya dilakukan kepada mahasiswa baru dan setelah itu tidak ada lagi kenaikan.
Hal itu disampaikan dia dalam RDPU Panja Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI dengan tokoh masyarakat yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (2/7).
"Dan saya kemarin sampaikan misalnya, naikkan biaya itu jangan serta merta. Jadi naikkanlah kepada maba saja, dan itu jangan naik sampai nanti selesai dia, sehingga orang tua punya kepastian. Kalau yang lama biar selesai sampai selesai," kata Muhadjir.
Mendikbudristek Nadiem Makarim raker dengan Komisi X DPR tentang UKT, Selasa (21/5/2024). Foto: Komisi X DPR
Dalam raker dengan DPR pada 21 Mei lalu, Mendikbud Nadiem Makarim juga menegaskan bahwa kenaikan UKT hanya untuk mahasiswa baru.
"Peraturan UKT baru ini, hanya berlaku kepada mahasiswa baru. Tidak berlaku untuk mahasiswa yang sudah belajar di perguruan tinggi," kata Nadiem kala itu.
ADVERTISEMENT
Namun karena banyaknya protes, kenaikan UKT untuk tahun ini ditunda.
Undip Wisuda 1.504 Mahasiswa Secara Luring. Foto: UNDIP

Perguruan Tinggi Swasta Bisa Tarik Dana Lewat Wisuda

Muhadjir yang juga Menko PMK itu menyarankan para pimpinan perguruan tinggi swasta (PTS) untuk mencari keuntungan dengan menerapkan tarif tinggi dalam seremonial wisuda.
Muhadjir menilai, orang tua mahasiswa tidak akan keberatan dan rela untuk membayar biaya yang tinggi untuk wisuda anaknya.
“Wisuda itu tarik yang tinggi karena enggak ada orang akan protes walaupun mahal. Karena waktu saat gembira anaknya mau wisuda bayar berapa pun dikasih,” ujarnya.
“Kalau perlu biar satu truk keluarganya akan datang enggak apa-apa, tapi harus beli undangan,” sambungnya.
Menhan Prabowo Subianto di acara wisuda mahasiswa Unhan RI, Sentul, Bogor. Foto: Dok. Istimewa
Di sisi lain, Muhadjir menyarankan pimpinan PTS agar tidak menaikkan biaya-biaya pendidikan ketika situasi ekonomi tak kondusif.
Ia pun menyinggung kebijakan kenaikan UKT beberapa waktu lalu yang menuai banyak protes dari berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
“Ketika orang sedang gajinya sudah telat anunya naik pasti lah protes itu. Jadi menurut saya juga momentum kurang pas makanya saya sempat kritik itu,” tandas dia.