Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Muhadjir Sarankan Kemdikbud Bikin Tim Investigasi Kamus Sejarah: Tak Jadi Fitnah
22 April 2021 22:11 WIB
ADVERTISEMENT
Penyusunan Kamus Sejarah Indonesia oleh Kemdikbud yang tidak menyertakan nama Hasyim Asy’ari, tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU), terus menuai kontroversi.
ADVERTISEMENT
Mendikbud Nadiem Makarim menyebut, penyusunan kamus ini dimulai pada 2017 atau saat belum menjabat Mendikbud. Saat itu, Mendikbud dijabat oleh Muhadjir Effendy yang saat ini merupakan Menko PMK.
Menanggapi masalah ini, Muhadjir menyarankan Kemdikbud membentuk tim investigasi internal. Tim ini, kata Muhadjir, bisa dibentuk untuk meluruskan penyebab kontroversi ini muncul.
"Saran saya, kalau persoalan itu dipandang serius sebaiknya Kemdikbud membentuk tim investigasi internal. Toh meskipun direktoratnya sudah bubar kan orang-orangnya masih ada. Biar jelas duduk persoalannya. Dan tidak jadi fitnah," kata Muhadjir kepada kumparan, Kamis (22/4).
Muhadjir mengakui bahwa kamus sejarah Indonesia dibuat saat ia menjabat. Namun, Dirjen Kebudayaan Kemdikbud saat itu, Hilmar Farid tak pernah melaporkan atau membahas substansi penyusunan kamus ini kepadanya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, penyusunan kamus sejarah Indonesia ini merupakan tanggung jawab Dirjen Kebudayaan dan Direktorat Sejarah.
"Setahu saya tidak pernah (dibahas). Mungkin di tingkat Direktorat atau Dirjen (Kebudayaan). Sebab itu proyeknya Direktorat Sejarah. Dan sekarang direktorat itu sudah tidak ada, kena likuidasi," jelas dia.
Muhadjir menilai wajar bahwa tidak semua program kementerian dilaporkan kepadanya. Sebab, menteri hanya dilapori program program prioritas.
Sebelumnya diberitakan hilangnya nama Hasyim Asy’ari dari kamus itu membuat PKB protes ke Kemendikbud. Sekjen PKB Hasanuddin Wahid tak terima Hasyim Asy'ari tidak ditulis dalam kamus sejarah Indonesia.
Sebab, Hasyim Asy’ari merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia. Ia mendirikan Pesantren Tebu Ireng di Jawa Timur pada 1899. Pesantren itu menjadi yang terbesar pada abad 20. Pada 1926, ia mendirikan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT