Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Muhammadiyah Dukung Makan Bergizi Gratis: Langkah Awal yang Sangat Penting
4 Desember 2024 0:28 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dengan Badan Gizi Nasional terkait kerja sama pengelolaan program Makan Bergizi Gratis.
ADVERTISEMENT
Momen kesepakatan ini terjadi saat gala dinner tanwir dan resepsi milad Muhammadiyah ke 112 di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (3/12) malam.
Haedar pun menceritakan alasan kuat di balik dukungan organisasinya terhadap program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu.
“Dengan MoU kita tadi, kami bisa berbuat bersama Badan Gizi Nasional, badan yang penting untuk terus mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyehatkan. Muhammadiyah bersama pemerintah dan warga bangsa adalah kekuatan untuk membangun kesehatan bangsa,” ujar Haedar.
Ia bercerita, pada awalnya ia sempat mempertanyakan urgensi kebijakan ini. Namun pandangannya berubah setelah ia melihat data yang dirilis oleh World Population Review 2023.
Laporan tersebut mengungkap bahwa tingkat kecerdasan (IQ) rata-rata masyarakat Indonesia berada di posisi ke-126 dari 199 negara, dengan skor 78,49—salah satu yang terendah di Asia dan dunia.
ADVERTISEMENT
“Jujur, awal-awal saya berpikir, apa sih sasarannya kok ada makan siang gratis? Apa itu titik penting? Tapi setelah saya melihat data bahwa IQ kita terendah di Asia, bahkan sejajar dengan Timor Leste, saya sadar ada problem mendasar,” kata Haedar.
Sebagai pengurus organisasi masyarakat yang fokus bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan ia berpendapat organisasinya harus terjun langsung bergerak untuk membantu.
“Ini menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia, terutama bagi Muhammadiyah yang bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan,” ungkapnya.
Ia lalu menjelaskan bahwa rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia bukan hanya masalah pendidikan, melainkan juga terkait erat dengan kondisi kesehatan.
Ia menekankan bahwa kebutuhan dasar berupa akses terhadap makanan bergizi harus dipenuhi terlebih dahulu agar masyarakat dapat mencapai potensi maksimalnya.
ADVERTISEMENT
“Di Muhammadiyah, kami bergerak di dua sisi, yaitu pendidikan dan kesehatan. Kalau kesehatan masyarakat tidak terjaga, bagaimana mereka bisa berkembang secara intelektual? Oleh karena itu, kesehatan menjadi prioritas utama," kata dia.
Adapun bentuk kerja sama yang diberikan Muhammadiyah adalah Muhammadiyah menyediakan infrastruktur dan lembaganya untuk menjadi lokasi pengelolaan makan siang gratis.
Salah satunya di Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang sempat dilibatkan merancang program makan bergizi gratis saat masa percobaan kemarin.
“Apalagi nanti kaitannya kan juga dengan pendidikan dasar dan menengah yang di sini ada Pak Menterinya dan Wakil Menterinya sehingga program sekolahnya juga tetap berjalan dengan baik,” pungkasnya.