Muhammadiyah Luncurkan Universitas Siber, Biaya Kuliah Tak Lebih dari Rp 2 Juta

5 Oktober 2022 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat meluncurkan Universitas Siber Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (5/10). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat meluncurkan Universitas Siber Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (5/10). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir meluncurkan Universitas Siber Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (5/10). Dengan kampus itu, menurut Haedar, mahasiswa bisa berkuliah dengan murah dan tanpa perlu datang ke kampus.
ADVERTISEMENT
"Jadi seperti tadi disaksikan hari ini, hari yang penting bagi Muhammadiyah karena setelah 1 tahun dapat izin, kita me-launching kampus virtual. Di mana semua mahasiswa yang sudah terdaftar di Universitas Siber Muhammadiyah di berbagai tempat tanpa harus ada lokasi kampus itu bisa langsung kuliah lewat berbagai macam program. Termasuk bisa mengunjungi perpustakaan dan seterusnya," kata Haedar.
Dengan begitu, biaya yang dikeluarkan mahasiswa untuk berkuliah lebih terjangkau karena tidak perlu lagi membayar biaya kos dan lain sebagainya. Biaya per semester pun tak lebih dari Rp 2 juta.
"Sangat murah tidak sampai 2 juta per semester. Ya dan bagi wartawan misalnya kan tidak harus ke lokasi. Kalau dulu kendala kita misalkan untuk kuliah kan harus datang," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Poin penting dari peluncuran ini menurut Haedar adalah Muhammadiyah telah memasuki era baru dan kampus ini adalah 1 dari 3 kampus online di Indonesia yang sudah mendapatkan izin.
"Tapi kita sudah mulai membuka kampus dan punya program dengan teknologi yang canggih. Sehingga proses belajar mengajarnya nanti terasa seperti tatap muka langsung, ini, kan, poin penting," jelasnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat meluncurkan Universitas Siber Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (5/10). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Hal penting lainnya menurut Haedar adalah mendidik anak bangsa, bahkan elite bangsa untuk mulai mengembangkan pola pikir baru, di mana bisa hidup berbaur antara dunia yang tatap muka dengan dunia maya.
"Tapi dua-duanya, realitas nyata sehingga ada efisiensi, ada fleksibilitas dan mungkin juga tidak rawan korupsi, ya. Jadi, ya, misalkan seorang pejabat tidak harus pergi dengan rombongan yang banyak ke satu daerah misalkan itu. Penting ke depan untuk hidup hemat karena anggaran kita ini anggaran yang memang perlu penghematan, rakyat kita masih (banyak), apalagi saat pandemi, yang hidup susah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Haedar, bangsa Indonesia memiliki potensi yang besar. Dia mencontohkan dahulu ada lulusan UMY yang bisa meretas situs KPU. Itu pertanda adanya potensi besar, tetapi harus diarahkan.
"Bangsa Indonesia ini sebenarnya potensinya besar dulu yang meng-hack KPU tahun berapa itu, itu lulusan UMY tinggal arahkan gunakan kemampuan teknologi untuk kemajuan. Tapi poinnya bangsa Indonesia punya potensi besar untuk maju. Tinggal memang perlu instrumen, perlu iklim, perlu budaya," pungkasnya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat meluncurkan Universitas Siber Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (5/10). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Di kesempatan yang sama, Rektor Universitas Siber Muhammadiyah Bambang Riyanto menjelaskan, pada tahun ini ada 1.200 orang yang mendaftar menjadi mahasiswa. Kampus ini hadir untuk memberikan layanan seluas-luasnya dengan biaya murah.
"Banyak yang pegawai, waktu disesuaikan untuk tatap mukanya fleksibel gitu. Kadang orang punya waktu tapi nggak punya uang, atau punya uang tapi nggak punya waktu dan seterusnya. Kita memaksimalkan kemampuan kita untuk melayani mahasiswa dari seluruh penjuru tanah air bahkan dari luar negeri," katanya.
ADVERTISEMENT
Kampus ini telah memiliki 6 program studi yaitu Ilmu Hukum, Manajemen, Akuntansi, Informatika, Sistem Informasi, dan Administrasi Kesehatan. Keenam prodi terkoordinasi dalam 2 fakultas: Fakultas Teknik dan Ilmu Kesehatan; dan Fakultas Bisnis dan Humaniora.