Muhammadiyah Prihatin Sampah di Masjid Al Jabbar,Ingatkan soal Sampah Kebangsaan

6 Februari 2023 13:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keramaian pengunjung dan pedagang di Masjid Raya Al-Jabbar, Kota Bandung pada Minggu (5/2/2023). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Keramaian pengunjung dan pedagang di Masjid Raya Al-Jabbar, Kota Bandung pada Minggu (5/2/2023). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Masjid Raya Al Jabbar di Kota Bandung, Jabar, ramai dibahas. Area masjid tersebut dipenuhi sampah dan para pedagang.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menilai bahwa budaya hidup bersih belum menjadi habitat di Indonesia.
"Memang gedung-gedung megah maupun tempat ibadah yang representatif itu memerlukan maintenance, tidak hanya dari aspek teknis tetapi culture, budaya. Budaya bersih budaya sehat lingkungan itu tampaknya belum menjadi habitat kita secara kolektif," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (6/1).
Di sisi lain, Muhammadiyah mengapresiasi Pemda Jabar membangun masjid megah dengan konsep yang sebenarnya ramah lingkungan. Ini menjadi komitmen pemda yang menyatu dengan umat khususnya umat Islam untuk menyediakan sarana peribadahan yang representatif.
Soal budaya bersih ini tak hanya pengunjung di Masjid Al Jabbar. Haedar mengatakan di tempat rekreasi, sampah juga berserakan di mana-mana.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (6/2). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Muhammadiyah prihatin. Dan di balik sampah berserakan itu ada habit. Ada behavior yang belum terbangun bahwa sampah itu prinsipnya milik kita bukan milik orang lain," kata Haedar.
"Maka setiap yang membuang sampah itu sesungguhnya dia tidak menghargai dirinya. Lalu akan dengan gampang membuang sampah itu lalu menjadi mencemarkan lingkungan," jelasnya.
Kebiasaan disiplin belum tumbuh di Indonesia. Kata Haedar, masih banyak orang yang tak mau mengantre. Untuk itu perlu sejak dini ditanamkan budaya disiplin, budaya bersih, dan budaya moralitas luhur.
Sampah Kebangsaan
Haedar juga mengingatkan ada sampah lain yang lebih besar, yaitu sampah kebangsaan. Misalnya korupsi, menyalahgunakan wewenang, hingga merusak lingkungan untuk keuntungan sendiri.
ADVERTISEMENT
Kunci mengatasi sampah kebangsaan seperti itu ada pada moralitas luhur dalam berbangsa dan bernegara.