MUI Dukung Kemenpora Ubah Aturan Judo yang Larang Pakai Hijab

10 Oktober 2018 11:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Atlet blilnd judo Indonesia Miftahul Jannah didiskualifikasi dari arena pertandingan Asian Para Games karena enggan melepaskan hijabnya saat pertandingan. Hal ini membuat kekecewaan tersendiri bagi Miftahul dan sejumlah kalangan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pun sempat mengutarakan kekecewaannya terhadap insiden yang menimpa Miftah ini. Kekecewaan juga datang Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, Cholil Nafis.
"Miftahul Jannah, kunci surga. Benar-benar mencerminkan namanya yang tak mau buka jilbabnya. Keteguhannya telah menggugah rasa keislaman dan ketundukan kita kepada ajaran Islam. Ia mundur dari kompetisi cabor Judo Para Games demi jilbab yang dikenakan. Saya sangat mengapresiasinya," kata Cholil dalam keterangan persnya, Rabu (10/10).
Menurut Cholil, bagi muslim berpakaian adalah ibadah dan keimanan. Maka aktifitas apapun yang mengganggu keimanan harus ditinggalkan demi taat kapada ajaran Islam.
"Namun disayangkan mengapa larangan jilbab itu pas detik-detik ke final. Bukankah sejak awal sudah ada ketentuan intenasional?," ungkap Cholil.
Pejudo putri Indonesia Miftahul Jannah meninggalkan arena usai didiskualifikasi dari pertandingan kelas 52 kg blind judo Asian Para Games 2018 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10).  (Foto: ANTARA FOTO/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
zoom-in-whitePerbesar
Pejudo putri Indonesia Miftahul Jannah meninggalkan arena usai didiskualifikasi dari pertandingan kelas 52 kg blind judo Asian Para Games 2018 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10). (Foto: ANTARA FOTO/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
"Soal pakaian yang sesuai dengan aktivitas tertentu kan bisa didesain. Seperti renang, voli. Pakaian jilbab bisa disesuaikan jika alasannya karena khawatir berjilbab akan membahaya di olahraga cabor Judo. Ini soal hak asasi manusia untuk memeluk agama dan mengikuti kompetisi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Cholil setuju dengan usulan mengubah aturan cabor judo internasional yang melarang menggunakan jilbab.
"Saya mendukung Kemenpora RI yang mengusulkan mengubah aturan cabor Judo internasional yang melarang menggunakan jilbab," kata Cholil.
Apalagi perhelatan Asian Para Games, kata Cholil, dilaksanakan di Indonesia yang mayoritas muslim dengan jumlah terbesar di seluruh dunia maka otomatis banyak pemain muslimah," lanjut Cholil.
"Bagi kami umat muslim terasa sakit dengan kasus Miftahul Jannah yangg tak bisa melanjutkan pertandingan karena memakai jilbab," terangnya.