MUI Gelar Sertifikasi Dai: Diberi Wawasan Kebangsaan dan Cinta NKRI

18 November 2019 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pelatihan Sertifikasi dai oleh MUI. Foto: Dok. MUI
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pelatihan Sertifikasi dai oleh MUI. Foto: Dok. MUI
ADVERTISEMENT
Majelis Ulama Indonesia (MUI) memulai program sertifikasi dai. Para dai ini diberi program wawasan kebangsaan dan cinta NKRI.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Komisi Dakwah MUI KH Cholil Nafis dalam keterangannya, Senin (18/11), para dai yang disertifikasi ini yang sudah berkiprah di masyarakat.
Mereka diundang ke MUI untuk musyawarah dan tukar pikiran untuk menyatukan visi dan koordinasi langkah dakwah.
"Merekalah yang akan direkomendasi oleh MUI sebagai dai," tutur Cholil.
Cholil menjelaskan, materi bahasannya secara garis besar meliputi wawasan keislaman, wawasan kebangsaan, dan metode dakwah.
Materi wawasan Islam wasathi (moderat) mengulas tentang paham Islam yang diajarkan Rasulullah SAW dan dijelaskan oleh para sahabatnya.
"Islam wasathi sebagai arus utama paham Islam Indonesia. Mengikuti akidah Ahlussunnah wal-jemaah. Islam yang tidak ekstrem kanan juga tidak ekstrem kiri," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Cholil menerangkan, wawasan kebangsaan dipaparkan berkenaan dengan kesepakatan kebangsaan (al-ittagaqaat al-wathaniyah), bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai ajaran Islam sudah final dan mengikat.
"Cinta tanah air adalah bagian dari iman. Membela negara adalah bagian dari implementasi beragama Islam," ujarnya.
Suasana pelatihan Sertifikasi dai oleh MUI. Foto: Dok. MUI
Kemudian, metode dakwah yang disepakati adalah yang menguatkan keagamaan Islam sekaligus memperkokoh persatuan dalam bingkai NKRI.
"Permasalahan khilafiyah harus ditoleransi dan menghormati perbedaan. Namun masalah penyimpangan (inhiraf) penodaan agama harus diamputasi," ungkap Cholil.
Tujuan standardisasi dai ini, lanjut Cholil, dalam rangka menyatukan persepsi (taswiyatul afkar) dalam mengembangkan ajaran Islam dan mengoordinasi langkah dakwah (tansiqul harakah) agar maksimal dalam menyebarkan dakwah Islamiyah.
"Semua peserta dai bersepakat untuk mengembangkan dakwah Islam Wasathi dan menjaga keutuhan NKRI," tutupnya.
ADVERTISEMENT