MUI Jabar Tak Akan Keluarkan Fatwa soal Polemik Masjid Al-Safar

10 Juni 2019 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rahmat Baequni (kiri) bersama Ridwan Kamil dan Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei di Pusdai, Bandung Foto: Instagram/@ustadzrahmatbaequni
zoom-in-whitePerbesar
Rahmat Baequni (kiri) bersama Ridwan Kamil dan Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei di Pusdai, Bandung Foto: Instagram/@ustadzrahmatbaequni
ADVERTISEMENT
Ketua MUI Jawa Barat Rahmat Syafei merasa pihaknya tidak perlu mengeluarkan fatwa terkait boleh tidak beribadah di Masjid Al-Safar di KM 88 B Tol Cipularang (ruas Purbaleunyi) yang mengarah ke Jakarta.
ADVERTISEMENT
Hal ini guna menanggapi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang sebelumnya meminta MUI mengeluarkan fatwa karena tidak ingin polemik desain masjid yang mirip simbol iluminati/Dajjal tersebut semakin menyeruak.
"Tidak diperlukan (fatwa). Kalau ada yang bertanya adanya masalah, baru (ditindaklanjuti). Tapi MUI sadar kalau begini jangan sampai jadi masalah. Kedua pihak menjelaskan dulu," ujar Rahmat dalam diskusi tentang arsitektur masjid di Pusdai, Bandung, Jawa Barat, Senin (10/6).
Diskusi atas inisiasi MUI Jabar ini dihadiri oleh Rahmat Baequni, ustaz yang ceramahnya soal simbol mirip iluminati/Dajjal di Masjid Al-Safar viral di medsos, dan Ridwan Kamil sebagai desainer Masjid Al-Safar. Ribuan orang menghadiri diskusi ini.
Rahmat kemudian menjelaskan bagaimana alur sebelum MUI memutuskan fatwa. Menurutnya, soal polemik Al-Safar ini kedua pihak memiliki pandangan yang harus sama-sama dihargai.
ADVERTISEMENT
"Kalau fatwa MUI sendiri itu fatwanya kelompok. Pasti diundang para ahlinya, bukan hanya MUI saja. Tadi Pak Ustaz Rahmat Baequni juga punya pandangan begitu rinci dan rasional," ujarnya.
"Pak Ustaz Rahmat menyampaikan keyakinan. Itu tidak ada orang yang berhak menyalahkan. Tapi itu ternyata tidak satu pandangan dalam keagamaan ini," sambung dia.
Masjid Al-Safar di rest area km 88 Foto: Cornelius Bintang/kumparan
Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana umat Islam tetap merajut persaudaraan. Jangan sampai polemik soal Masjid Al-Safar ini menjadi pemecah belah umat.
"Apa pun keyakinan masing-masing karena itu dihargai, silakan. Tapi yang disepakati bagaimana menjaga persaudaraan dan kita saling menghargai atas perbedaan pendapat. Jadi memang ini sengaja bertemu untuk memperkuat persaudaraan tadi," ucap Rahmat.
Rahmat berharap pertemuan di antara sang arsitek masjid sekaligus Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Rahmat Baequni hari ini dapat menjadi berkah. Sebagaimana janji Rasulullah, sambung dia, niat ikhlas dan ikhtiar demi kebaikan akan diganjar oleh pahala.
ADVERTISEMENT
"Pandangan saya pribadi, apa yang disampaikan tentu insyaallah berpahala. Sebagaimana janji Rasulullah sepanjang niat ikhlas dan ikhtiar untuk manfaat manusia dikasih pahala. Mudah-mudahan pertemuan ini berkah," tutur Rahmat.
Masjid Al-Safar diresmikan pada 19 Mei 2017 di rest area yang dikelola oleh PT Jasa Marga. Masjid ini, menurut Jasa Marga, merupakan masjid terbesar di rest area di seluruh Indonesia. Luasnya 6.000 meter persegi dan mampu menampung 1.200 jemaah. Masjid Al-Safar merupakan masjid ke-20 yang dirancang Ridwan Kamil.