MUI Jabar Usul Ada Ruang Isolasi Khusus di Pesantren untuk Santri Positif Corona

2 Oktober 2020 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah santri mengaji di Pondok Pesantren An Nuqthah, Kota Tangerang, Banten. Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah santri mengaji di Pondok Pesantren An Nuqthah, Kota Tangerang, Banten. Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
ADVERTISEMENT
Pesantren kembali menjadi klaster penularan virus corona. Terbaru ditemukan dua klaster pesantren di Kuningan dan Tasikmalaya.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, MUI Jabar menilai sebaiknya ada ruangan isolasi khusus di pesantren untuk memudahkan karantina ketika ditemukan kasus positif seperti di dua wilayah tersebut. Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar mengaku khawatir kalau santri menjalani isolasi di rumahnya masing-masing, sehingga pemerintah harus memberikan perhatian untuk membuatkan ruangan isolasi khusus di pesantren.
"Memang bagusnya di lingkungan pesantren itu ada tempat khusus untuk isolasi, untuk karantina supaya dimudahkan. Memang kalau karantina di rumah masing-masing kan takutnya menimbulkan klaster baru," kata Rafani ketika dikonfirmasi, Jumat (2/10).
Aktivitaa santri di Pondok Pesantren Ali Maksum, Krapyak, Sewon, Kabupaten Bantul. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Jika sudah kelihatan ini banyak ada klaster, pemerintah kerja sama dengan pesantrennya membuat tempat karantina khusus. Jadi supaya tidak terlalu repot, apalagi ini kan anak-anak santri," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Disinggung apakah pesantren masih layak dibuka di masa pandemi, Rafani menilai hal itu merupakan kewenangan dari pemerintah, sebab dibuka atau tidaknya pesantren mesti melalui pertimbangan yang ilmiah. Kalau pun tetap dibuka, kata dia, maka operasionalnya mesti menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.
"Itu kan di Gugus Tugas karena pertimbangannya harus ilmiah. Intinya masih bisa saja memungkinkan asal protokol kesehatannya diperketat harus tegas," pungkas dia.
Sebagaimana diketahui, Dinkes Kota Tasikmalaya mengonfirmasi 86 kasus positif COVID-19 di salah satu pondok pesantren di Kota Tasikmalaya. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, secara keselurahan total kasus terkonfirmasi di Kota Tasikmalaya per 1 Oktober 2020 berjumlah 206 kasus.