MUI Jateng Sebut Pelaksanaan Ibadah saat Ramadhan Tak Sama dengan Pusat

7 April 2020 15:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Darodji.  Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Darodji. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar rapat bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng dan sejumlah ormas keagamaan untuk membahas pelaksanaan ibadah salat Tarawih dan salat Idul Fitri menjelang Ramadhan 1441 H di tengah wabah virus corona.
ADVERTISEMENT
Rapat yang berlangsung sejak pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB itu masih belum menghasilkan keputusan. Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Darodji, mengatakan hal ini karena ada perbedaan pendapat dalam rapat.
"Memang hari ini kita belum bisa satu suara ya mengenai bagaimana Jumatan nanti, kemudian bagaimana Tarawih dan salat Id, tapi tadi masing-masing sudah menyampaikan pendapatnya," ucap Darodji usai rapat, di Semarang, Selasa (7/4).
Darodji mengatakan, ormas keagamaan yang ikut dalam rapat tadi antara lain PWNU, PW Muhammadiyah, dan Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jateng.
Dalam rapat itu, kata Darodji, masing-masing memiliki perbedaan pendapat. Namun, Darodji enggan menyebutkan siapa saja yang berbeda pendapat.
"Oleh karena itu kita insyaallah akan ketemu lagi 10 hari ke depan, masing-masing akan mendalami masalahnya kemudian kita ketemu untuk menyamakan yang bisa sama," kata dia.
ADVERTISEMENT
Darodji mengatakan, ada kemungkinan pelaksanaan ibadah di Jawa Tengah berbeda dengan imbauan Kementerian Agama RI. Hal itu, tergantung dinamika perkembangan pandemi virus corona di Jateng.
"Ini tidak sama persis dengan keputusan yang ada di pusat, bahwa kita masih memungkinkan (pelaksanaan ibadah) apabila kondisi memungkinkan," ucapnya.
Terlepas dari itu, Darodji meminta masyarakat untuk terus berdoa dan melakukan istigasah. Harapannya, kata Darodji, tren penyebaran COVID-19 di Jateng yang masih meningkat ini segera turun.
"Siapa tahu dengan itu (doa dan istigasah) Tuhan memberikan keajaiban kepada kita, kita yang kondisinya seperti ini nanti bisa turun dan menjadi memungkinkan (salat Tarawih dan salat Idul Fitri) ," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan ada beberapa imbauan dari Kemenag RI yang akan digencarkan sosialisasinya. Antara lain terkait larangan Tarawih keliling (Tarling), takbiran keliling, sahur on the road dan buka puasa bersama.
ADVERTISEMENT
"Dalam edaran Kemenag RI itu jelas ya tidak boleh ada Tarling, takbiran keliling, SOTR atau buka puasa bersama. Maka ini kita imbau masyarakat untuk tidak melakukan itu," kata Ganjar.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!