MUI Jatim Beri Imbauan, Ketua MPR Tetap Ucapkan Salam Semua Agama

11 November 2019 16:53 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengimbau masyarakat untuk tidak mengucapkan salam semua agama saat memberi sambutan. Hal tersebut dinilai syubhat atau samar kehalalannya.
ADVERTISEMENT
Namun, imbauan ini tak dijalankan Ketua MPR Bambang Soesatyo. Saat memberikan sambutan dalam diskusi Setara Institute di Jakarta Pusat, Senin (11/11), Bamsoet tetap mengucapkan salam pembuka semua agama.
Bismilahirrahmanirrahim, assalamualaikum warrahmatullahhiwabarakatuh, shalom, selamat siang, salam sejahtera bagi kita semua, om swastyastu, namo buddhaya, salam kebajikan,” ujar Bamsoet kepada para peserta diskusi bertajuk "Merawat Kemajemukan, Memperkuat Negara Pancasila".
Dalam sambutannya, Bamsoet menyinggung imbauan MUI Jatim tersebut. Bamsoet menganggap imbauan tersebut tak diperlukan, dan sebaiknya dikembalikan kepada hak masing-masing individu.
“Jadi dikembalikan ke masyarakat yang menggunakan, yang penting jangan ada larangan, karena itu urusan individu kita dengan Tuhan. Yang terpenting adalah tidak mengganggu keyakinan kita sebagai makhluk yang beragama,” jelas mantan Ketua DPR itu.
Ketua MPR Bambang Soesatyo dalam acara diskusi merawat kemajemukan. Foto: Dok. MPR
Baginya, salam semua agama penting untuk menjaga toleransi beragama. Atas dasar itulah, Bamsoet menilai hal tersebut harus dikedepankan.
ADVERTISEMENT
“Salam agama itu penting, menunjukkan bahwa kita memiliki sikap toleransi yang tinggi oleh pemeluk agama di Indonesia. Ya, menurut saya justru yang kita inginkan sikap-sikap toleransi harus dikedepankan,” tegasnya.
Ketua MPR Bambang Soesatyo dalam acara diskusi merawat kemajemukan. Foto: Dok. MPR
Imbauan tersebut sebelumnya terlampir dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 yang diteken Ketua MUI Jatim, KH. Abdusshomad Buchori.
Dia mengatakan, ucapan salam pembuka bagi umat Islam adalah doa, yang merupakan inti dari ibadah. Sehingga, bagi umat Islam, setiap ucapan salam pembuka bukan merupakan basa-basi, melainkan bagian dari ibadah.
"Mengucapkan salam pembuka dari semua agama yang dilakukan oleh umat Islam adalah perbuatan baru yang merupakan bid'ah, yang tidak pernah ada di masa lalu. Minimal mengandung nilai syubhat (samar kehalalannya) yang patut dihindari," kata Buchori dalam keterangannya, Sabtu (9/11).
ADVERTISEMENT
"Untuk itu, umat Islam cukup mengucap kalimat Assalamualaikum. Dengan demikian bagi umat Islam akan terhindar dari perbuatan syubhat yang dapat merusak kemurnian agama yang dianutnya," imbuhnya.