MUI Kecam Serangan Israel di Masjid Al-Aqsa: Tidak Manusiawi

7 April 2023 0:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi Israel menangkap warga Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa setelah penggerebekan di situs di Kota Tua Yerusalem selama bulan suci Ramadhan, Rabu (5/4/2023). Foto: Mahmoud Illean/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Polisi Israel menangkap warga Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa setelah penggerebekan di situs di Kota Tua Yerusalem selama bulan suci Ramadhan, Rabu (5/4/2023). Foto: Mahmoud Illean/AP Photo
ADVERTISEMENT
Ketua MUI Hubungan Luar Negeri dan Kerja sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menilai serangan Israel terhadap umat Muslim Palestina yang sedang beribadah di Masjid Al-Aqsa merupakan tindakan yang tidak terhormat dan merusak prinsip-prinsip HAM.
ADVERTISEMENT
Apalagi, kata dia, serangan ini bukan kali pertama dilakukan, tapi sudah berkali-kali. Perbuatan Israel, lanjut dia, telah menghina dan menghancurkan umat Islam.
"Saya menyatakan kesedihan mendalam karena hak-hak beragama umat Islam telah dengan sangat gamblang dihinakan dan dihancurkan oleh pemerintah zionis Israel dengan sengaja. Ini bukan kali pertama dilakukan, tapi sudah berkali-kali," tuturnya.
"Bulan suci Ramadhan di mana umat Islam meningkatkan ibadah mereka di Masjidil Aqsha telah dijadikan sebagai momentum dan alasan bagi Israel untuk melakukan pembatasan dan bahkan tindakan kekerasan terhadap kaum muslimin jemaah masjidil Aqsha," sambungnya.
Seorang jamaah Palestina menyapu puing-puing setelah penggerebekan oleh polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Rabu (5/4/2023). Foto: Mahmoud Illean/AP Photo
Menurut dia, serangan Israel itu bertentangan dengan hukum internasional. Sudarnoto mengecam keras serangan yang tidak beradab dan tak manusiawi ini.
ADVERTISEMENT
"Di samping itu, tindakan penyerbuan dan tindakan kekerasan ini jelas-jelas bertentangan dengan hukum internasional. Karena itu, saya mengecam keras atas semua tindakan yang tidak beradab dan tidak manusiawi ini," ujarnya.
"Seluruh kejahatan Israel adalah eksponensial yang telah dilakukan sejak awal pertama kalinya tahun 1948 yang ditunjukkan di peristiwa Yaum al-Nakba hingga hari ini. Tujuan tunggalnya ialah menguasai seluruh tanah Palestina," tambahnya.
Menurut dia, Israel tak akan berhenti melakukan aksinya dengan berbagai metode hingga Palestina benar-benar dikuasai seluruhnya. Tidak ada satu kekuatan yang bisa menghentikan langkah-langkah Israel.
Polisi perbatasan Israel berjaga di kompleks Masjid Al-Aqsa, Rabu (5/4/2023). Foto: Ammar Awad/REUTERS
"Benyamin Netanyahu nampak semakin mengalami tekanan berat karena terancam ambruk akibat problem politik internal. Ditambah lagi, normalisasi hubungan diplomatik antara Saudi Arabia dengan Iran yang difasilitasi oleh Cina merupakan ancaman serius bagi Israel, apalagi peran dan pengaruh Amerika terasa semakin lemah," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Sikap brutal Israel hemat saya adalah kompensasi dari kegalauan, kejengkelan dan tekanan terhadap pemerintahan Netanyahu. Secara moral sesungguhnya Israel sudah mengalami kebangkrutan akut yang ditunjukkan dengan kebrutalan tadi," sambungnya lagi.
Sudarnoto menyebut, semua perlawanan terhadap Israel haruslah juga eksponensial dan dilakukan oleh siapa pun, di mana pun juga yang cinta damai. Berbagai cara haruslah terus ditempuh sehingga kebangkrutan Israel benar-benar bisa terwujud, dan Palestina memperoleh kedaulatan dan kemerdekaannya.
"Dalam soal ini, saya memandang bahwa Saudi Arabia dan negara-negara lain yang selama ini telah melakukan normalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel sebaiknya mulai bangkit melakukan tekanan terhadap Israel. Iran, Turki, Indonesia, Malaysia dan Cina juga memiliki kekuatannya masing-masing untuk menekan Israel," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Apalagi jika semua tekanan ini dilakukan secara bersama-sama antara lain juga dalam rangka mempengaruhi dan meyakinkan Amerika agar melakukan langkah yang lebih empatik dan progresif untuk menghentikan terorisme Israel," tandasnya.