Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
MUI Kritik Raja Salman Atas Sanksi untuk Qatar
12 Juni 2017 21:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menyatakan kekhawatirannya akan krisis hubungan diplomatik antara Arab Saudi beserta sekutunya dengan Qatar. Krisis tersebut juga berimbas pada larangan yang diberlakukan Arab Saudi kepada warga Qatar untuk pergi umrah dan Ibadah Haji ke Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
"Dampak negatif yang akan buruk sekali dan dampak buruk yang terjadi jika terjadi rekonsiliasi dan konflik senjata, adalah ibadah umroh dan haji. Padahal haji tinggal beberapa bulan lagi," kata Din kepada wartawan di kantor Wapres, Jakarta, Senin (12/6).
Din menilai, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud, yang memiliki gelar pelayan dua tanah suci umat islam itu perlu menyikapi tindakan dan keputusannya untuk melarang warga Qatar pergi Umrah dan menunaikan ibadah haji ke tanah suci.
"Saya kira Raja Salman perlu menyadari. Beliau kan bergelar pelayan dua tempat suci umat islam janganlah karena prakarsa atau yang bisa saya sebut ulah dari beliau (berujung) menjadi konflik," sambung Din.
ADVERTISEMENT
Din menilai sebaiknya Raja Salman Perlu berpikir ulang dan bertabayyun terkait tuduhan terhadap Qatar yang dinilai mendukung aksi terorisme di negeri-negeri Arab itu.
Lebih dari itu Din menduga ada campur tangan dari Amerika Serikat dibalik sikap Arab Saudi dan sekutunya terhadap pemutusan hubungan diplomatik terhadap Qatar.
"Seyogyanya bisa diatasi. Perlu tabayun tentang tuduhannya terhadap Qatar yang sarang teroris. Dr. Yusuf Al Qodowi ulama terkemuka di dunia masa dituduh teroris. Saya kira itu melebihi batas. Saya menduga sebagai pembaca politik global ini tidak terlepas dari kunjungan presiden AS Donald Trump berapa waktu lalu," pungkasnya.