MUI soal Prancis Bakal Akui Kedaulatan Palestina: Mereka Muak dengan AS

14 April 2025 16:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana acara Silaturahim Idul Fitri dan Merespons Perkembangan Terakhir Gaza dan Palestina oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) di kantor pusat MUI, Jakarta pada Senin (14/4/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana acara Silaturahim Idul Fitri dan Merespons Perkembangan Terakhir Gaza dan Palestina oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) di kantor pusat MUI, Jakarta pada Senin (14/4/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
MUI diminta tanggapan soal Prancis yang akan mengakui kedaulatan Palestina. Meski mengakui kedaulatan Palestina, Prancis tidak akan meninggalkan Israel.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Prancis tetap mendukung penuh keberadaan negara Israel.
MUI menilai, sikap Prancis ini menandakan telah terjadi keretakan pada negara yang selama ini bersekutu dengan Amerika Serikat dalam hal mendukung Israel.
“Jadi ini memberikan gambaran bahwa sebetulnya sudah terjadi keretakan Amerika dengan mitra-mitra utama selama ini, NATO ya. Prancis bahkan juga negara-negara lain juga sudah memberikan dukungan,” kata Ketua MUI Bidang Hubungan Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, kepada wartawan di Kantor MUI, Jakarta, Senin (14/4).
Korban Palestina dilarikan ke Rumah Sakit Baptis Arab Al-Ahli, setelah serangan Israel, di Kota Gaza pada 9 April 2025. Foto: REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Pengakuan kedaulatan Palestina oleh Prancis, menurut Sudarnoto adalah bentuk kejengahan dari negara-negara yang dalam tanda kutip bermitra dengan Amerika. Ia menilai, keretakan itu timbul karena perlakuan Israel yang sudah melewati ambang batas, bahkan genosida.
“Masyarakat seperti Prancis yang selama ini kita kenal juga menjadi mitranya pemerintah Amerika itu sekarang sudah, mohon maaf saya menggunakannya istilah yang agak kasar, muak juga lama-lama dengan melihat dukungan Amerika dengan biaya yang sangat besar dan juga merepotkan sendiri,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sudarnoto membeberkan, sikap Prancis ini harus dimanfaatkan Indonesia untuk ikut berperan aktif dalam mendorong kedaulatan Palestina. Apalagi, Indonesia menganut asas non-blok.
“Saya mendukung dan senang berterima kasih kepada Prancis dan negara manapun yang selama ini menjadi mitranya Amerika untuk berpikir ulang. Tidak lagi mendukung pembunuhan, penghancuran dan pelanggaran terhadap hukum internasional tapi memberikan dukungan terhadap hati nurani,” kata Sudarnoto.
“Dan ini menjadi kekuatan, peluang kita sebenarnya untuk bermitra dengan siapa saja,” lanjutnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama istrinya Brigitte Macron menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 di Paris, Prancis, Sabtu (27/7/2024). Foto: Phil Noble/Pool via Reuters
Prancis merupakan salah satu negara Eropa yang memperjuangkan two state solution sebagai jalan keluar konflik Palestina-Israel. Termasuk ketika perang Gaza pecah.
Saat ini, sekitar 150 negara dunia mengakui Palestina. Pada Mei 2024, sejumlah negara Eropa seperti Irlandia, Norwegia, dan Spanyol mengakui kedaulatan negara yang sedang berjuang melawan penjajahan Israel.
ADVERTISEMENT
Makin banyaknya negara Eropa mendukung Palestina disebabkan perang Gaza. Pembantaian Israel di sana menyebabkan lebih dari 50 ribu jiwa melayang.
"Kami harus bergerak menuju pengakuan, dan kita akan melakukannya dalam beberapa bulan mendatang," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron dikutip dari AFP.
"Tujuan kami adalah untuk memimpin konferensi ini dengan Arab Saudi pada bulan Juni, di mana kita dapat menyelesaikan gerakan pengakuan bersama ini dengan beberapa pihak," tambah dia.