MUI soal Ramos Horta Usulkan NU-Muhammadiyah Raih Nobel: Sangat Layak

22 Juli 2022 22:36 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta sampaikan kuliah umum di UIN Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta sampaikan kuliah umum di UIN Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, memberikan tanggapan terhadap usulan yang disampaikan Presiden Timor Leste Ramos Horta.
ADVERTISEMENT
Horta mengusulkan Muhammadiyah dan NU menerima hadiah Nobel perdamaian. Horta menilai NU dan Muhammadiyah berperan penting dalam menyuarakan perdamaian dunia.
Sudarnoto mengatakan, MUI menyambut baik usulan Horta agar Muhammadiyah dan NU menerima Nobel perdamaian.
Sebagai seorang penerima Nobel, Horta sangat mengerti dan paham alasan fundamental di balik ide Nobel untuk Muhammadiyah dan NU.
"Muhammadiyah dan NU memang sangat layak untuk menerima hadiah Nobel yang sangat prestisius ini. Pemberian hadiah Nobel ini sudah tentu bukan saja sekadar merupakan apresiasi biasa yang diberikan kepada seseorang atau organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan NU," kata Sudarnoto dalam keterangannya, Jumat (22/7).
"Lebih dari itu, pemberian ini diharapkan menjadi sumber inspirasi bagi siapa saja untuk secara konsisten memberikan sesuatu yang terbaik bagi kemanusiaan dan bangsa," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Sudarnoto menjelaskan, Muhammadiyah dan NU adalah organisasi civil society Islam tertua di Indonesia yang sejak awal telah mendedikasikan dirinya demi kemaslahatan bangsa.
Selain itu, watak dasar keislaman Washoti yang terus dikembangkan telah menempatkan kehadiran dan kiprah Muhammadiyah dan NU menjadi selalu relevan.
"Tidak saja bersesuaian dan sejalan dengan Pancasila, Washotiyatul Islam ini bahkan dirasakan telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat luas untuk mengangkat derajat dan harkat kemanusiaan, menciptakan dan memperkokoh keadilan, harmoni dan perdamaian, dan melawan segala bentuk ekstremisme," jelas dia.
Sudarnoto beranggapan, masyarakat secara global saat sedang menghadapi masalah yang sangat kompleks antara lain pelanggaran terhadap HAM, ketimpangan sosial ekonomi (global injustice), pertentangan atau konflik yang berkepanjangan dengan berbagai akibatnya, dan ekstremisme sosial, ideologi politik dan agama.
Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta (tengah) bersama Ketua Umum PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) Yahya Cholil Staquf (kanan) saat berkunjung ke Gedung PBNU di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Hafidz Mubarak A/Antara Foto
Namun, Sudarnoto mengatakan Indonesia beruntung karena mempunyai Muhammadiyah dan NU yang terus menerus memainkan peran strategis mengangkat martabat manusia.
ADVERTISEMENT
Mulai melalui pendidikan dan agama, mengembangkan berbagai program aksi untuk pemberdayaan manusia dan program-program ekonomi keumatan, menciptakan harmoni sosial, memperkokoh perdamaian serta melawan segala bentuk ekstremisme.
"Karena itulah, atas jasa besar yang telah diberikan, maka Muhammadiyah dan NU sangat layak mendapatkan apresiasi berupa Nobel. Apresiasi Nobel ini tentu bukan untuk bangga-banggaan, akan tetapi justru untuk mendorong agar spirit memberikan yang terbaik bagi bangsa dan kemanusiaan haruslah terus dilakukan oleh banyak pihak," tutup dia.