MUI: Toleransi Beragama Tidak Termasuk Mengucapkan Selamat Hari Raya Agama Lain

31 Mei 2024 15:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof KH Asrorun Ni'am Sholeh  Foto: Dok MUI
zoom-in-whitePerbesar
Prof KH Asrorun Ni'am Sholeh Foto: Dok MUI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia menghasilkan beberapa keputusan penting. Salah satunya soal toleransi. Ketua Komisi Fatwa MUI Asrorun Niam Saleh mengungkap hukum umat Islam mengucapkan selamat hari raya agama lain.
ADVERTISEMENT
"Toleransi umat beragama harus dilakukan selama tidak masuk ke dalam ranah akidah, ibadah ritual dan upacara-upacara keagamaan, seperti: mengucapkan selamat hari raya agama lain, menggunakan atribut hari raya agama lain, memaksakan untuk mengucapkan atau melakukan perayaan agama lain atau tindakan yang tidak bisa diterima oleh umat beragama secara umum," kata Niam dalam keterangannya, dikutip Jumat (31/5).
Prof KH Asrorun Ni'am Sholeh menyampaikan bahwa Ijtima Ulama Komisi Fatwa VIII di Bangbel, Kamis (30/5/2024). Foto: Dok MUI
Niam menjelaskan, penggabungan ajaran berbagai agama termasuk pengucapan salam dengan menyertakan salam berbagai agama dengan alasan toleransi dan/atau moderasi beragama bukanlah makna toleransi yang dibenarkan.
"Dalam Islam, pengucapan salam merupakan doa yang bersifat ubudiah, karenanya harus mengikuti ketentuan syariat Islam dan tidak boleh dicampuradukkan dengan ucapan salam dari agama lain," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Pengucapan salam yang berdimensi doa khusus agama lain oleh umat Islam hukumnya haram," imbuhnya.
Kata dia, pengucapan salam dengan cara menyertakan salam berbagai agama bukan merupakan implementasi dari toleransi dan/atau moderasi beragama yang dibenarkan.
"Dalam forum yang terdiri atas umat Islam dan umat beragama lain, umat Islam dibolehkan mengucapkan salam dengan Assalamu’alaikum dan/atau salam nasional atau salam lainnya yang tidak mencampuradukkan dengan salam doa agama lain, seperti selamat pagi," tuturnya.
Wapres RI Ma'ruf Amin (kanan) membuka acara Ijtima Ulama Nusantara di Hotel Millennium, Jakarta, Jumat (13/1/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
Acara Ijtima Ulama ini diikuti oleh 654 peserta dari unsur pimpinan lembaga fatwa Ormas Islam Tingkat Pusat, pimpinan Komisi Fatwa MUI se-Indonesia, pimpinan pesantren tinggi ilmu-ilmu fikih, pimpinan fakultas Syariah perguruan tinggi ke-Islaman, perwakilan lembaga fatwa negara ASEAN dan Timur Tengah seperti Malaysia dan Qatar, individu cendekiawan muslim dan ahli hukum Islam, serta para peneliti sebagai peninjau.
ADVERTISEMENT
Acara ini dibuka oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Hadir memberikan materi pengayaan terkait tema pembahasan Ijtima antara lain Ketua BAZNAS Prof Noor Ahmad, Kepala BPKH Fadlul Imansyah, Dirjen Pengelolaan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI Prof Hilman Latief, Staf Ahli Menteri Luar Negeri RI Bidang Hubungan Antar Lembaga Muhsin Syihab, Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 KH Jusuf Kalla serta Ketua Umum KADIN Arsjad Rasjid.