Muktamar Tandingan PKB di Jakarta Akan Undang Khofifah, Yenny Wahid, Mahfud MD

25 Agustus 2024 2:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
Abdul Malik Haramain Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
zoom-in-whitePerbesar
Abdul Malik Haramain Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendukung PBNU akan menggelar muktamar PKB di Jakarta pada September 2024. Muktamar tersebut merespons terpilihnya Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam muktamar PKB di Bali yang dinilai tidak sah.
ADVERTISEMENT
Khofifah Indar Parawansa, Yenny Wahid, hingga Mahfud MD, akan diundang dalam muktamar tandingan PKB tersebut yang rencananya digelar 2 sampai 3 September 2024 mendatang.
"Kami juga akan mengajak semua senior PKB seperti Khofifah Indar Parawansa, Pak Mahfud MD, Ibu Yenny Wahid," kata Sekretaris DPP PKB A. Malik Haramain dalam jumpa pers di Hotel Mahagany, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (25/8) dini hari.
Alasan mengundang mereka adalah agar seluruh kader solid, PKB selaras dengan PBNU, dan para senior.
"Senior PKB yang harus diakomodasi dan menjadi satu kembali sehingga PKB menjadi partai yang tidak pernah lepas dari peran Kiai dan tidak pernah menafikan senior PKB," katanya.
Beberapa pertimbangan mengelar muktamar tandingan adalah mereka menilai Muktamar PKB pada tanggal 24-25 Agustus 2024 di Bali tidak sah atau cacat hukum. Hal ini mengingat hasil Mukernas PKB disepakati muktamar digelar usai Pilkada serentak.
ADVERTISEMENT
Fungsionaris Pengurus DPP mengeklaim menerima ratusan surat dan mandat mendesak mengembalikan PKB sesuai marwah PBNU, yakni memberikan kewenangan kepada Dewan Syuro mengawasi dan membuat kebijakan strategis masa depan partai.
Jumpa pers Sekretaris DPP PKB A Malik Haramain terkait Muktamar tandingan PKB. Jumpa pers digelar di Bali, Minggu (25/8) dini hari. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Sebab, lanjut Malik, Dewan Syuro yang sejatinya untuk mengawasi dan membuat kebijakan strategis untuk masa depan PKB, telah dihilangkan dalam AD/ART hasil Muktamar PKB ke-5 tahun 2019.
"Peran ulama itu dikurangi sedemikian rupa maka kemudian tidak ada kontrol kepengurusan atau kepemimpinan PKB. Selanjutnya, Muhaimin Iskandar kemudian menjadi satu-satunya tokoh sentral di PKB yang tidak bisa diawasi, tidak bisa disupervisi oleh kekuatan dewan syuro yang justru menjadi kekuatan PKB," katanya.
Adapun Cak Imin kembali terpilih menjadi Ketua Umum PKB periode 2024-2029 secara aklamasi dalam rapat pleno laporan pertanggung jawaban seluruh DPW PKB di Muktamar ke-6 PKB, Nusa Dua, Bali, Sabtu (24/8).
ADVERTISEMENT