Munarman FPI: Rakyat Banyak Pemotor, Jalur Sepeda itu Sepeda Mahal

31 Desember 2019 12:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jalur sepeda. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jalur sepeda. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
ADVERTISEMENT
Front Pembela Islam (FPI) selama ini kerap dianggap bagian dari pendukung Gubernur DKI Anies Baswedan. Namun, Juru bicara FPI, Munarman, menyebut sikap FPI bukan berarti tak bisa mengkritik.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang dikritik FPI justru kebijakan Anies membuat jalur-jalur sepeda di banyak ruas jalan di Jakarta. Kata Munarman, masyarakat lebih banyak pemotor daripada sepeda. Dia juga mengkritik pelebaran trotoar atau jalur bagi pejalan kaki/pedestrian.
"Anies sejak jadi gubernur yang sangat diprioritaskan jalur sepeda dan pedestrian. Ini kebijakan populis, bukan substantif. Kebutuhannya bukan itu," ucap Munarman dalam seminar Leadership Outlook 2020 bertajuk 'Potret Kinerja Pemimpin Potensial' di Hotel Double Tree, Menteng, Jakarta, Selasa (31/12).
Jalur sepeda di atas trotoar, tempat pesepeda tertabrak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (28/12). Foto: Efira Tamara/kumparan
Munarman menyebut Jakarta berbeda dengan kota-kota di Eropa yang menjadikan sepeda sebagai budaya bertransportasi sehingga butuh jalur sepeda. Sementara di Jakarta, masyarakat terbiasa motor.
ADVERTISEMENT
"Jadi ini tidak substantif. Berapa orang sih jalan kaki? Tidak banyak. Beda sama orang-orang di Eropa yang ingin dicontoh Anies," terang Munarman.
Lebih lanjut, dia menyarankan agar eks Mendikbud itu membuat kebijakan yang lebih substantif. Seperti rehabilitasi dan recovery kawasan-kawasan kumuh di Jakarta.
"Kan banyak di Jakarta, ada di Tambora dan lain lain. Di Tanah Abang juga banyak. Betapa rakyat di Jakarta itu banyak kayak gitu. Itu pendukung Anies sebetulnya. Jadi kita kritik Anies bukan tanpa syarat," tandasnya.
Hadir juga dalam kesempatan itu anggota Komisi II F-Gerindra Kamrussamad, pengamat politik Ray Rangkuti, Managing Director Political Economy And Policy Studies Anthony Budiawan, dan pembicara lainnya.