Muncul Kabar 6 Pasien Corona di RSUP Dr Sardjito Meninggal Kekurangan Oksigen

4 Juli 2021 2:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah agen oksigen di Yogyakarta kehabisan stok oksigen. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah agen oksigen di Yogyakarta kehabisan stok oksigen. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketersediaan oksigen di RSUP Dr Sardjito menipis Sabtu (3/7) malam. Atas kondisi ini, muncul kabar 6 pasien corona yang menjalani perawatan di IGD RSUP Dr Sardjito meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Informasi tersebut diutarakan anggota DPRD DIY M Yazid. Dia mengaku mendapatkan informasi valid dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Ya saya dengar dari relawan di lapangan, barusan memberikan kabar bahwa RS Sardjito kehabisan oksigen. Ini kita sayangkan, karena ini tragedi kemanusiaan. Artinya pemerintah mestinya tanggung jawab mestinya," ujar Yazid dihubungi wartawan, Sabtu (3/7).
"Sudah konfirmasi kepada teman-teman di lapangan, yang saya dengar 6 (pasien meninggal dunia) tapi yang sekarang ada di IGD itu ada 20-an (dirawat). Di mana Sardjito, rumah sakit kelas satu itu mestinya harus tidak terjadi seperti ini, kita sayangkan sekali," imbuhnya.
Yazid mengaku mendapat informasi itu langsung dari petugas dan relawan yang berada di lapangan.
"Insyaallah berita ini bisa kami pertanggung jawabkan," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu di hubungi terpisah, Direktur Utama RSUP Dr Sardjito Rukmono Siswishanto belum memberikan jawaban pasti terkait kabar meninggalnya 6 pasien corona itu.
"Saya belum konfirmasikan njih (informasi tersebut). Ini kita masih fokus ke pasokan oksigen yang mengalami keterlambatan pasokannya. Doakan supaya pasokan segera dapat terlaksana," kata Rukmono, Sabtu (3/7) malam.
Direktur Utama RSUP Dr Sardjito Rukmono Siswishanto Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dalam wawancara sebelumnya, Rukmono menyebut kasus kematian pasien corona di RSUP Dr Sardjito cukup tinggi. Namun ia menegaskan kematian pasien corona bukan karena oksigen, melainkan kondisi keparahan pasien.
"Oh ndak, meninggal bukan karena oksigennya, yang meninggal karena berat-berat pasiennya. Dan memang kita fokuskan di Sardjito memang kasus yang berat. Memang tingkat kematiannya memang tinggi," kata Rukmono.
Sedangkan Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan mengakui hari ini ada pasien corona yang meninggal tetapi disebabkan kondisi klinis.
ADVERTISEMENT
"Kalau yang sebelum Isya, itu memang (ada yang meninggal karena) kondisi klinis. Tapi ini yang setelah Isya ini, saya belum bisa mendata lagi. Kita tidak bisa menggeneralisasi bahwa mereka meninggal karena (kekurangan) oksigen," kata Banu.
Dari data pihak rumah sakit, ada 277 pasien corona yang dirawat di RSUP Dr Sardjito. Sementara jumlah tempat tidur untuk pasien corona berjumlah 328. Rinciannya, 84,88 persen BOR ruang isolasi corona dan 88,89 persen BOR ruang ICU corona.

Oksigen di RSUP Dr Sardjito Menipis, Terus Dipasok

Pasien menjalani perawatan di tenda darurat yang dijadikan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUP Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (30/6/2021). Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara Foto
Diberitakan sebelumnya, Rukmono membenarkan persediaan oksigen menipis. Akan tetapi, menurutnya pasokan oksigen segera datang dari Kendal, Jawa Tengah dan Gresik, Jawa Timur.
"Bukan kehabisan ini lagi nunggu aja. Nunggu pasokan tapi tidak habis," kata Rukmono.
ADVERTISEMENT
Diperkirakan pasokan oksigen tiba di Sardjito pada tengah malam. Berapa jumlah oksigen yang akan datang Rukmono tidak merincinya.
"Sudah dalam perjalan. Tiba mungkin tengah malam kita masih tunggu karena ada beberapa kendaraan yang datang dari Kendal maupun Gresik," ujarnya.
Dia menjelaskan kondisi menipisnya stok oksigen terjadi di seluruh Pulau Jawa. Oksigen harus dibagi ke sejumlah rumah sakit sehingga setiap rumah sakit tidak bisa mendapat secara penuh.
"Memang menipis tapi bisa ditangani. Kondisinya (oksigen) dibagi seluruh rumah sakit di Jawa jadi tidak bisa di-kebaki (penuhi). Tapi ora terus ora ono oksigen (tapi tidak terus lalu tidak ada oksigen)," pungkasnya.