Muncul Sayembara Rp 8 Miliar Tangkap Harun Masiku, KPK Tersindir?

2 Desember 2024 14:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait Ketua KPK Firli Bahuri yang menjadi tersangka, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (23/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait Ketua KPK Firli Bahuri yang menjadi tersangka, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (23/11/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
KPK mengaku tak tersindir dengan adanya sayembara senilai Rp 8 miliar untuk menangkap Harun Masiku. Sayembara ini digelar oleh politikus Gerindra Maruarar Sirait atau Ara.
ADVERTISEMENT
"(KPK) Enggak juga (merasa tersindir)," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata usai menghadiri Pertemuan Pimpinan Lembaga Antikorupsi Negara ASEAN ke-20 di Bali, Senin (2/12).
Harun Masiku merupakan mantan caleg PDIP yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) setelah ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap terhadap komisioner KPU pada awal 2020 lalu. Sudah hampir 5 tahun, keberadaan Harun Masiku masih misteri.
Alex menilai berdasarkan UU KPK, masyarakat boleh berpartisipasi memberantas korupsi, termasuk melaporkan keberadaan buron.
"Kenapa (mesti merasa tersindir), kan di dalam Undang-undang KPK kan sudah jelas di sana. Dalam rangka pemberantasan korupsi, KPK itu mengajak seluruh elemen bangsa," katanya.
KPK sebenarnya ingin juga mengadakan sayembara namun UU KPK tak mengizinkan. Hal ini hadiah berasal dari keuangan negara.
ADVERTISEMENT
"Toh gak pakai uang negara juga kan. Kalau bisa sih saya mau bikin sayembara juga lembaga tapi negara kan enggak ada yang seperti itu," katanya.
Ilustrasi Harun Masiku di mana kamu? Foto: Dok: Maulana Saputra/kumparan.
Ia mengakui KPK kesulitan dalam mencari Harun Masiku. Terlebih kawasan Indonesia yang sangat luas.
"270 juta orang lho masyarakat Indonesia kita enggak tahu keberadaannya satu per satu. Saya pikir Indonesia luas juga kan, jangankan dia lari ke mana, itu di Jakarta kita juga susah nyarinya," pungkasnya.