Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Muncul Varian Arcturus, Apa Kabar Capaian Vaksinasi COVID-19 di Indonesia?
18 April 2023 10:25 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Tapi imun, terakhir sero survei 99% punya antibodi, titernya 3000 lebih per milimeter. Kalau toh ada yang kena, kalau sudah divaksin enggak masalah. Datanya yang wafat yang belum divaksin. Vaksinnya masih banyak,” jelasnya di Kemenkes, Senin (17/4).
Sasaran vaksinasi di Indonesia sendiri mencapai 234,6 juta orang. Sasaran ini mencakup tenaga kesehatan, petugas publik, lansia, masyarakat rentan dan masyarakat umum, remaja usia 12-17 tahun, dan anak-anak usia 6-11 tahun.
Per 17 April 2023, dosis pertama sudah mencapai 86,86 persen. Artinya, ada 203,8 juta orang yang sudah menerima vaksin pertama.
ADVERTISEMENT
Sementara capaian dosis kedua sudah ada di angka 74,52 persen atau menyasar 174,8 juta orang. Sementara vaksin booster pertama (dosis ke-3) baru mencapai 37,85 persen atau 68,7 orang. Capaian terendah ada pada dosis ke-4, yakni 1,73 persen atau 3,1 juta orang.
Terkait ketersediaan vaksin, Jubir Kemenkes Mohammad Syahril mengungkap stok vaksin COVID-19 kian menipis. Salah satu jenis vaksin yang akan habis adalah Pfizer.
“Vaksin booster kita 40%, belum 70%. Memang ada info beberapa vaksin menipis, Pfizer berkurang bahkan habis. Pemerintah sudah buat kebijakan substitusi produk dalam negeri. Nanti nggak mesti vaksin ini atau ini,” ujar Syahril pada Senin (17/4).
Saat ini, masih ada aturan booster yang berfokus pada jenis vaksin tertentu, seperti booster pertama Pfizer, diikuti AstraZeneca, atau Moderna pada dosis booster kedua. Syahril menyebut, nantinya pihaknya akan menggunakan vaksin mana pun yang tersedia.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya kasus positif COVID-19 dan jumlah vaksin yang terbatas membuat pemerintah menyarankan masyarakat lebih disiplin memakai masker. Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama, meminta masyarakat tidak panik, terutama bagi masyarakat DKI. Sebab, kondisi pandemi di ibu kota masih sangat terkendali.
“Keterbatasan jumlah vaksin sebaiknya membuat masyarakat berpikir untuk mencegah sakit dengan lebih disiplin dalam bermasker, terutama jika sedang sakit, bertemu dengan orang sakit, atau berada di transportasi publik,” kata Ngabila dalam keterangannya, Sabtu (15/4) lalu.