Muncul Varian Corona Omicron, Indonesia Belum Akan Buka Penerbangan dari Afrika

27 November 2021 12:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Negara Asing (WNA) melakukan validasi dokumen penerbangan di area Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (23/7/2021). Foto: Fauzan/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Warga Negara Asing (WNA) melakukan validasi dokumen penerbangan di area Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (23/7/2021). Foto: Fauzan/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Pemerintah sampai saat ini masih terus memantau perkembangan situasi COVID-19 global usai munculnya varian baru B.1.1529 atau Omicron. Sejauh ini, penerbangan dari wilayah Afrika ke Indonesia pun masih belum dibuka.
ADVERTISEMENT
"Belum [dibuka]," ucap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi, Sabtu (27/11).
Nadia menjelaskan, saat ini pemerintah terus fokus pada pengetatan pintu-pintu masuk internasional, baik itu di bandara, pelabuhan, hingga pos perbatasan darat.
Daftar negara yang telah diizinkan masuk wisatawan ke Indonesia pun masih berjumlah 19. Dan belum ada pelarangan dari negara-negara tersebut.
"Kita kan baru 19 negara untuk tujuan pariwisata yang boleh. Kita masih pengetatan saja belum ada pelarangan," jelas dia.
Berdasarkan Keputusan Ketua Satgas COVID-19 Nomor 15 tahun 2021, 19 negara asing yang warga negaranya sudah diizinkan masuk ke Indonesia adalah Bahrain, China, Hungaria, India, Italia, Jepang, Korea Selatan, Kuwait, Liechtenstein, Norwegia dan Prancis.
ADVERTISEMENT
Lalu Uni Emirat Arab, Polandia, Portugal, Qatar, Arab Saudi, Selandia Baru, Spanyol dan Swedia. Dalam daftar tersebut, tidak ada satu pun negara Afrika yang boleh masuk.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan varian corona B.1.1.529 yang ditemukan di Afrika Selatan berstatus variant of concern (VOC). Varian ini diberi nama oleh WHO, Omicron.
Penemuan varian Omicron diumumkan pada Kamis (24/11/2021). Meski masih diteliti, varian ini diduga kuat menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Afsel. Bahkan, menurut ahli epidemiologi, varian B.1.1529 ini berpotensi menjadi ‘super variant’.