Mundur dari PSI, Guntur Romli jadi Caleg Dapil Jatim III Lewat PDIP

20 Agustus 2023 16:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Guntur Romli saat diwawancarai wartawan. Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Guntur Romli saat diwawancarai wartawan. Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
ADVERTISEMENT
Nama Guntur Romli tercatat sebagai daftar calon sementara (DCS) untuk Pemilihan Legislatif 2024 mendatang. Bukan nyaleg di PSI, Guntur Romli tercatat maju dari PDI Perjuangan.
ADVERTISEMENT
Dilihat dari situs infopemilu.kpu.go.id, Mohamad Guntur Romli tercatat mengisi daerah pemilihan (dapil) Jatim III dengan nomor urut 2 dari 7 kader yang dicalonkan PDIP.
Diketahui, Guntur Romli memutuskan keluar dari PSI pada Sabtu (5/8) lalu. Artinya, tidak sampai sebulan dari keputusan keluar dari PSI, Guntur sudah masuk dalam daftar caleg PDIP.

Alasan Mundur

Kedekatan PSI dengan Prabowo Subianto melatarbelakangi keputusan tersebut. Kehadiran Prabowo di kantor PSI mengganggu hati nurani dan idealismenya. Ia pun yakin ke depannya PSI akan mendukung pencalonan Prabowo pada pilpres 2024.
"Saya tidak pernah diberi tahu, apalagi diberi penjelasan oleh kawan-kawan Pengurus PSI soal kehadiran Prabowo itu baik sebelum dan sesudahnya, saya hanya bisa membaca dan menonton di media," kata Guntur.
Mantan Politisi PSI, Guntur Romli tercatat di Daftar Calon Sementara (DCS) KPU sebagai Bacaleg di dapil Jatim III melalui PDI Perjuangandi situs infopemilu.kpu.go.id pada Minggu (20/8/2023). Foto: infopemilu.kpu.go.id
Keputusan Guntur untuk maju dengan PDIP mendapat perhatian dari Sekretaris Dewan Pembina DPP PSI, Raja Juli Antoni. Dalam akun X-nya, Raja Juli meluapkan emosi atas pilihan Guntur Romli itu.
ADVERTISEMENT
“Bisakah aku menahan mulutku berteriak: Kau munafik. Kau pengkhianat. Kau pelacur! Suci semuci,” kata Raja Juli.
Raja juga menyinggung soal idealisme Guntur Romli. Ia menyebut keluarnya Guntur itu untuk idealisme lain.
“Terang sesungguhnya, idealis dan idealisme itu perkara subjektivitas belaka. Dan, objektivitas sebenarnya dibangun dari subjektivitas-subjektivitas yang berserakan. Dikumpulkan. Diikat. Lalu dibungkus agar terlihat objektif,” pungkasnya.