Mural Mataram is Love: Momen Perdamaian Suporter Yogya, Sleman, dan Solo

4 Oktober 2022 18:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mural bertuliskan Mataram is Love di seputaran Pojok Beteng Wetan, di Jalan Brigjen Katamso, Kota Yogyakarta. Tidak hanya mural bertuliskan Mataram is Love, muncul pula mural bertuliskan Jogja Solo Sleman dan Pray For Malang, Selasa (4/10/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mural bertuliskan Mataram is Love di seputaran Pojok Beteng Wetan, di Jalan Brigjen Katamso, Kota Yogyakarta. Tidak hanya mural bertuliskan Mataram is Love, muncul pula mural bertuliskan Jogja Solo Sleman dan Pray For Malang, Selasa (4/10/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tragedi meninggalnya ratusan suporter Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, menyisakan duka bagi suporter sepakbola di seluruh Indonesia. Termasuk pula, di Yogyakarta. Sejumlah Brajamusti, sebutan untuk pendukung PSIM Yogyakarta, membuat mural bertuliskan Mataram is Love.
ADVERTISEMENT
Mural tersebut dibuat di seputaran Pojok Beteng Wetan, di Jalan Brigjen Katamso, Kota Yogyakarta. Tak hanya mural bertuliskan Mataram is Love, muncul pula mural bertuliskan Jogja Solo Sleman dan Pray For Malang.
Andri, seorang Brajamusti yang membuat mural tersebut menjelaskan bahwa mural itu merupakan respons dari twit suporter Solo yaitu Pasoepati Garis Keras yang membuka pintu perdamaian suporter di Yogya-Solo.
"Saya dan teman-teman meresponsnya juga bahwa intinya sampai kapan kita berivalitas sampai kebablasan karena kejadian yang di Malang itu menjadi contoh. Memang tidak ada bentrok, cuma, kan, awalnya karena rivalitas yang kekencengan akhirnya jika salah satu klub kalah, efeknya kecewa sampai turun ke lapangan dan lain-lain," kata Andri melalui sambungan telepon, Selasa (4/10).
Mural bertuliskan Mataram is Love di seputaran Pojok Beteng Wetan, di Jalan Brigjen Katamso, Kota Yogyakarta. Tidak hanya mural bertuliskan Mataram is Love, muncul pula mural bertuliskan Jogja Solo Sleman dan Pray For Malang, Selasa (4/10/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Mural bertuliskan Mataram is Love di seputaran Pojok Beteng Wetan, di Jalan Brigjen Katamso, Kota Yogyakarta. Tidak hanya mural bertuliskan Mataram is Love, muncul pula mural bertuliskan Jogja Solo Sleman dan Pray For Malang, Selasa (4/10/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Andri tak ingin tragedi di Malang terjadi di kota-kota lainnya. Rivalitas yang berlebihan pun menurutnya tidak ada efek baiknya sama sekali. Yang diperlukan adalah perdamaian antarsuporter di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kita meresponsnya karena kita sementara hanya bisa merespons lewat hal-hal yang kayak mural, karena mungkin anak muda sekarang, ya, kita punya spot di Jokteng, kita bisa memvisualkan apa yang kita rasakan," kata Andri.
"Kita sedang berusaha membangun pintu komunikasi dengan teman-teman Pasoepati (suporter Persis Solo) dan Brigata Curva Sud dan Slemania (Suporter PSS Sleman) bahwa kita pengin selesai sampai sini. Memutus tali rivalitas yang tidak sehat itu dengan bersama-sama lagi menjalin perdamaian," tegasnya.
Tragedi Kanjuruhan Harus Diusut Tuntas
Andri juga berharap agar tragedi Kanjuruhan diusut dengan tuntas dari panpel sampai dengan standar pengamanan di stadion.
"Di dalam stadion sudah tidak layak menggunakan gas air mata dan lain-lain, sedangkan suporter sekarang masuk bawa botol saja enggak boleh, gitu kan," kata Andri.
ADVERTISEMENT