Murid SD di Medan Dihukum Duduk di Lantai Selama 3 Hari Imbas SPP Nunggak

10 Januari 2025 18:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
Suasana SD S Abdi Sukma di Kota Medan, Sumut, Jumat (10/1). Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana SD S Abdi Sukma di Kota Medan, Sumut, Jumat (10/1). Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang murid laki-laki di SD Swasta Abdi Sukma di Kota Medan, berinisial M (10 tahun), bernasib malang harus duduk di lantai selama 3 hari saat proses belajar-mengajar.
ADVERTISEMENT
Anak kelas 4 itu dihukum oleh guru wali kelasnya yang berinisial H lantaran menunggak bayaran sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) selama 3 bulan yakni Oktober, November, dan Desember 2024. Total besaran SPP-nya Rp 180 ribu.
Kamelia, ibu korban, bercerita anaknya itu dihukum sejak hari pertama sekolah yakni Senin (6/1). Namun, ia baru sadar pada Rabu (8/1) saat anaknya tidak mau berangkat ke sekolah.

Ibu Sempat Mau Jual Hp untuk Bayar SPP

Kamelia (38 tahun), ibu dari murid SD yang dihukum duduk di lantai lantaran nunggak SPP saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan. Foto: Tri Vosa/kumparan
“Rabu pagi ya kan saya suruh anak saya sekolah, saya bilang kamu duluan nanti mamak (nyusul ke sekolah), mamak jual handphone biar bayar SPP,” kata Kamelia saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Medan Maimun pada Jumat (10/1).
“Dia bilang enggaklah mak, aku malu, aku duduk di semen, (saya tanya) kenapa? Sejak kapan? (Dijawab) Senin. Hah masa? Ingat ya, nak, kalau mamak tanya karena gak buat PR mamak gak akan marah,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kamelia yang merupakan seorang IRT itu sebelumnya mengaku memang hendak ke sekolah untuk membayar SPP anaknya itu. Sebab, hari Senin ia sudah diingatkan oleh wali kelas untuk melakukan pembayaran.
Terlebih, anaknya itu juga belum menerima rapor lantaran ditahan oleh pihak sekolah. Di sekolah, kata dia, aturannya yang berlaku memang demikian.
Namun, kata dia, ia sudah izin ke wali kelas soal SPP yang menunggak itu.
“Selasa ada di grup, buat ibu-ibu murid tolong kerja sama yang belum melunaskan tolong datang sekolah temui Kepsek kalau tak ada rapor tak dibenarkan ikuti pelajaran,” kata dia.
“Akhirnya saya voice note via WhatsApp saya izin belum bisa datang itulah rencana saya Rabunya saya datang,” jelasnya.
ADVERTISEMENT

Ibu Menangis Melihat Langsung Anaknya Duduk di Semen

Kamelia (38 tahun), ibu dari murid SD yang dihukum duduk di lantai lantaran nunggak SPP saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan. Foto: Tri Vosa/kumparan
Rabu (8/1), Kamelia pun menyusul anaknya dan mendapati anaknya itu duduk di lantai. Saat itu, kondisi anaknya berbeda dari teman-teman lainnya yang duduk di atas kursi.
“Saking penasaran saya coba tengok ke sekolah. Begitu saya masuk ke gerbang temennya ngejer semua sambil megang tangan saya. (Mereka bilang) Bu ambillah rapor dia, kasihan loh duduk di semen. Di situ saya nangis Ya Allah kok gini kali,” kata dia.
“Kalau satu jam sudahlah (tak apa), ini dari pagi bener-bener diasingkan,” kata dia.
Saat itu, Kamelia pun langsung mempertanyakan aksi gurunya itu.
“Sampai saya langsung datang ke depan pintu kelas (saya bilang) Ya Allah, nak, kejam kali gurumu,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Akhirnya wali kelas dan Kamelia pun cekcok. Kamelia pun merekam momen itu.
“Saya bilang kok tega, kata dia kan sudah saya bilang, saya sudah suruh anak ibu pulang tapi anak ibu tak mau pulang kata dia,” katanya.
“Akhirnya kami dibawa sama kepsek ke kantor untuk diluruskan. Saya tanya ke kepsek bener peraturan (kalau tak bayar SPP dihukum duduk di lantai)? Dijawab tidak ada,” kata dia.

Anak Sempat Trauma Sekolah

SD S Abdi Sukma di Kota Medan, Sumut, Jumat (10/1). Foto: Tri Vosa/kumparan
Atas insiden ini, Kamelia pun mengaku sangat kecewa dengan pihak sekolah. Sebab, anaknya sempat menjadi trauma tidak mau sekolah.
“Ya Alhamdulillah sejak kejadian itu, anak saya Kamis sekolah dan duduk di kursi,” kata dia.
“Ayah mereka pergi ke Riau untuk bekerja bangunan, belum lama juga,” kata dia.
ADVERTISEMENT

Kata Sekolah: Miskomunikasi Saja

Suasana SD S Abdi Sukma di Kota Medan, Sumut, Jumat (10/1). Foto: Tri Vosa/kumparan
Terkait hal ini Kepsek SD Abdi Sukma, Juli Sari, memberi klarifikasi. Kata dia, insiden tersebut terjadi lantaran kesalahan dalam komunikasi.
“Miskomunikasi saja sebenarnya. Sebenarnya anak itu tidak menerima rapor karena belum melunasi SPP. Tapi tidak jadi permasalahan sebenarnya,” kata Juli saat dikonfirmasi.
“Wali kelasnya membuat peraturan sendiri di kelasnya bahwa kalau anak tidak ada menerima rapot tidak boleh menerima pelajaran tanpa kompromi dengan dengan pihak sekolah,” ujarnya.