Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mustafa Kemal Ataturk Belum Pasti Jadi Nama Jalan di Jakarta
18 Oktober 2021 9:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, memastikan siapa tokoh Turki yang akan dijadikan nama jalan di Jakarta belum ditentukan.
ADVERTISEMENT
Pemberian nama tokoh Turki di Jakarta merupakan resiprokal atas dijadikannya Sukarno jadi nama jalan di Ankara, Turki. Nama jalan itu akan berada di depan kantor KBRI di Ankara.
"Pemerintah Turki juga menganugerahkan nama jalan di depan kantor KBRI Ankara yang baru dengan nama Jalan Ahmet Soekarno," ungkap Menlu Retno Marsudi dalam jumpa pers saat berkunjung ke Turki, 12 Oktober 2021.
Sebagai gantinya, nama dari Turki akan dipakai sebagai nama jalan di Jakarta.
"Sesuai tata krama diplomatik, kita akan memberikan nama jalan di Jakarta dengan nama jalan Bapak Bangsa Turki. Yang akan menentukan nama jalannya bukan Pemerintah Indonesia dan juga bukan Pemda DKI. Pemerintah Turki yang akan menentukan nama jalan tersebut nanti," kata Iqbal dalam keterangan tertulis pada Minggu (17/8/2021).
ADVERTISEMENT
"Kita masih menunggu usulan resmi nama jalan tersebut. Apa pun nama jalan itu nanti, pasti itu mewakili harapan pemimpin dan rakyat Turki," sambung dia.
Meski belum ada kepastian siapa yang akan dijadikan nama jalan, namun bisa saja Mustafa Kemal Atatürk dipilih. Atatürk merupakan presiden pertama dan pendiri Republik Turki.
“Kita tahu bahwa nama pendiri bangsa Turki adalah Mustafa Kemal Attaturk. Ia pendiri bangsa Turki, ‘Attaturk’ sendiri artinya adalah Bapak Bangsa Turki. Namun, kita masih menunggu usulan nama lengkapnya dari pemerintah Turki saat ini,” ungkap Iqbal saat dihubungi pada Kamis (14/10).
Munculnya wacana nama Atatürk menimbulkan pro-kontra. Sebab, Atatürk adalah tokoh sekuler di Turki.
Penolakan pemakaian nama Atatürk jadi nama jalan disampaikan politikus PKS Hidayat Nur Wahid, politikus Gerindra Fadli Zon sampai Waketum MUI, Anwar Abbas.
ADVERTISEMENT