Nadiem Soal Ramai Kamus Sejarah: Disusun Sebelum Saya Menjabat Sebagai Menteri

21 April 2021 16:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. Foto: dok. kemdikbud.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. Foto: dok. kemdikbud.go.id
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Nadiem Makarim buka suara soal kontroversi Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 yang tidak memunculkan nama Hasyim Asy’ari, tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU). Sejumlah pihak protes karena Hasyim Asy'ari memiliki andil besar dalam sejarah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lewat video yang diunggah di akun Instagramnya @nadiemmakarim, ia menegaskan bahwa penyusunan Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 itu terjadi pada tahun 2017.
"Kamu sejarah tersebut disusun tahun 2017 sebelum saya menjabat," kata Nadiem, Rabu (21/4).
"Begitu mendengar isu ini, meskipun terjadi sebelum saya menjadi menteri, maka saya sebagai kemendikbud mengambil langkah konkret," imbuhnya, Rabu (21/4).
Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1. Foto: Dok. Istimewa
Nadiem menuturkan, saat ini dia sudah menugaskan pihak terkait untuk mengoreksi kamus sejarah pertama di Indonesia tersebut. Dia menegaskan bahwa tidak ada niat dari Kemendikbud untuk menghilangkan jejak sejarah.
"(Saya) Menugaskan Dirjen Kebudayaan menyelesaikan masalah dan melakukan koreksi. Saya perintahkan langsung di Kemendikbud menyempurnakan kamus yang sempat terhenti, dilanjutkan lebih cermat secara teknis dan lebih mewadahi pemangku kepentingan termasuk NU," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga berharap, isu mencuat yang terjadi di bulan Ramadhan ini dapat diselesaikan dengan akal sehat dan kepala dingin.
Sebelumnya diberitakan hilangnya nama Hasyim Asy’ari dari kamus itu membuat PKB protes ke Kemendikbud. Sekjen PKB Hasanuddin Wahid tak terima Hasyim Asy'ari tidak ditulis dalam kamus sejarah Indonesia.
Sebab, Hasyim Asy’ari merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia. Ia mendirikan Pesantren Tebu Ireng di Jawa Timur pada 1899. Pesantren itu menjadi yang terbesar pada abad 20. Pada 1926, ia mendirikan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan lembaganya tak pernah menerbitkan kamus itu secara resmi. Ia menegaskan naskah kamus itu disusun pada 2017, sebelum Mendikbud Nadiem Makarim menjabat.
ADVERTISEMENT
“Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat,” ujar Hilmar dikutip dari Antara, Selasa (20/4).
==
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona