Nakes di Cilacap Tertular Corona dari ABK Meski Ber-APD, Ini Respons PERSI

27 Mei 2021 18:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas membawa barang-barang nakes yang terkonfirmasi positif COVID-19 untuk proses isolasi terpusat di RS Priscilla Medical Center Sampang, Cilacap, Selasa (25/5/2021). Foto: Idhad Zakaria/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas membawa barang-barang nakes yang terkonfirmasi positif COVID-19 untuk proses isolasi terpusat di RS Priscilla Medical Center Sampang, Cilacap, Selasa (25/5/2021). Foto: Idhad Zakaria/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) telah menyusun strategi untuk melindungi tenaga kesehatana (nakes) di tengah kewaspadaan potensi lonjakan COVID-19 pasca Lebaran. Apalagi, kini varian baru seperti B117 asal Inggris dan B1617 asal India yang lebih cepat menular sudah banyak teridentifikasi di RI.
ADVERTISEMENT
"Memang kita lagi antisipasi untuk dikuatkan terus adalah, adanya risiko penularan pada nakes dan staff lain. Contohnya di RS Jateng yang walaupun sudah proteksi sedemikian rupa masih dapat tertular oleh pasien COVID yang memang dirawat oleh mereka. Upaya RS di masa pandemi ini tentu yang pertama adalah melindungi nakes, kemudian melindungi pasien karena ini sangat berkaitan erat," kata Sekjen PERSI, Lia G. Partakusuma, dalam Rapat Dengar Pendapat di DPR RI Komisi IX yang disaksikan kumparan, Kamis (27/5).
Diketahui, baru-baru ini 49 nakes di RSUD Cilacap, Jawa Tengah, terkonfirmasi positif usai menangani 14 ABK WN Filipina yang positif varian corona India. Padahal, mereka sudah memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan divaksinasi.
ADVERTISEMENT
Menurut Lia, ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi nakes. Sehingga PERSI telah berupaya membuat lingkungan RS lebih aman baik bagi pasien maupun nakes.
"Yang kami lakukan adalah membuat fisik RS menjadi area yang lebih aman untuk semua jenis pasien. Kita ada pembatas, kemudian [pembatas] di counter-counter yang untuk mengurangi droplet pasien ke nakes dan sebagainya," papar dia.
"Kita pisahkan alur pasien yang infeksius dan bukan infeksius sejak di IGD. Kunjungan pasien dibatasi, kalau bisa tidak ada pengantar atau pengantarnya minimal. Kemudian membuat batasan-batasan, kita liat sekarang ada kursi yang diberi jarak, lift yang juga terbatas, dan sebagainya kita sudah atur," tambahnya.
Ilustrasi virus Corona. Foto: Shutter Stock
Terkait antisipasi banyaknya varian baru, Lia mengatakan kasus yang mencurigakan akan segera dikirim sampelnya untuk dilakukan genome sequencing. Sebab pasien dengan varian baru harus diketahui agar nakes bisa lebih waspada, dan tentu akan dipisah dengan pasien COVID-19 lain.
ADVERTISEMENT
"PCR negatif tapi seperti COVID maka kita minta sampel ini untuk dikirimkan WGS. Supaya ada informasi pada kita mana-mana yang harus dipisah. Karena begitu kita dapet yang mutan maka pasien isolasi itu pun akan dipisah, tidak bisa disamakan dengan pasien COVID-19 lain," tegas dia.
Infografik Klaster Corona India ABK di Cilacap. Foto: kumparan
Lia melanjutkan, PERSI juga telah menentukan pengendalian infeksi di RS sesuai zona. Sementara itu, RS-RS yang mampu diarahkan untuk memberikan pelayanan digital.
"Jadi di RS itu ada zona-zona. Merah, kuning, hijau. Semua SDM di sana akan bekerja sesuai zona yang ada. Kemudian sistem layanan diperbaiki adanya pendaftaran online, jadi mereka daftar dulu baru dilayani. Serta RS besar melakukan layanan digitalisasi, dengan mengandalkan berbagai improvisasi melayani pasien tanpa harus bertemu dengan pasiennya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ada pula opsi perpanjangan pemberian obat. Sehingga pasien-pasien di RS tak perlu terlalu sering datang untuk menanyakan pengobatan lanjutan, yang sebetulnya bisa diberikan lebih awal.
"Ada juga upaya mempercepat tatap muka, atau memberikan obat lebih panjang. Misalnya biasanya dikasih 1 bulan, mungkin bisa diberi 3 bulan. Ini juga mungkin kami minta juga diinfokan ke BPJS, Karena kita sekarang ini perlu ada pemanjangan obat-obatan rutin supaya mereka tidak harus terlalu sering datang ke RS," ucapnya.
Sebagai pelengkap, apabila ada nakes positif akan langsung dilakukan kontak tracing. Sehingga dapat dilakukan deteksi dini dan pencegahan penularan pada nakes-nakes lainnya.
"Persiapan kami adalah untuk SDM kami atur jam kerja, SDM cadangan, kita siapkan tempat menginap khusus untuk nakes yang bertugas. Kontak tracing di RS kita tingkatkan. Kalau ada satu nakes positif maka kontak tracing ini kita prioritaskan," pungkas dia.
ADVERTISEMENT