Nakes Jadi Calo Status Vaksinasi PeduliLindungi, Satgas DIY Perketat Pengawasan

23 Februari 2023 14:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi aplikasi PeduliLindungi. Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aplikasi PeduliLindungi. Foto: Zabur Karuru/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Seorang nakes honorer di Kalimantan Barat ditangkap Polresta Yogyakarta karena menjadi calo tembak data dalam aplikasi PeduliLindungi. Pelaku berinisial HA (27) asal Pontianak ditangkap anggota Polresta Yogyakarta dalam patroli siber.
ADVERTISEMENT
HA mengaku pelanggannya dari seluruh nusantara, termasuk Pulau Jawa. Sudah ada 200 orang menggunakan jasanya.
Kasatgas Percepatan Vaksinasi COVID-19 DIY Sumadi mengatakan kasus ini jadi perhatian pihaknya untuk memperketat pengawasan. Dia yakin tak ada nakes di Yogya yang berbuat seperti pelaku.
"Iya jelas memperketat. Mudah-mudahan di Yogya enggak (ada) lah, kalau sana-sana (daerah lain) kita nggak tahu mudah-mudahan di Yogya tidak. Saya punya keyakinan teman-teman kami sudah profesional benar," kata Sumadi melalui sambungan telepon, Kamis (23/2).
Pj Wali Kota Yogyakarta itu mengaku prihatin mendengar kabar oknum yang berbuat tak bertanggung jawab seperti itu.
"Artinya untuk pelaksanaan (vaksin) selanjutnya kan tidak mendasarkan data yang benar. Ke depannya kami minta teman-teman di lapangan yang akan melakukan vaksinasi ini untuk screen bener lah datanya itu," katanya.
ADVERTISEMENT
Sumadi mewanti-wanti sanksi akan menanti nakes jika ikut berbuat kriminal seperti oknum nakes dari Kalbar itu.
Ilustrasi ibu hamil lakukan vaksinasi atau divaksin. Foto: Shutter Stock
Sebelumnya, Satreskrim Polresta Yogyakarta melakukan penangkapan terhadap HA (27) asal Pontianak.
"Kronologis pengungkapan tindak pidana ini Unit Tipidter kami melakukan patroli siber di dunia maya dan ditemukan satu akun dia menjual jasa pengisian PeduliLindungi terkait vaksinasi," kata Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta AKP Archye Nevadha di Polresta Yogyakarta, Rabu (22/2).
"Pelaku menjual jasa tembak vaksin. Vaksin pertama dihargai Rp 300.000, tembak vaksin kedua Rp 300.000, tembak vaksin booster 400.000. Serta ada paket tembak vaksin satu dan dua Rp 500.000, dan paket lengkap Rp 800.000," jelasnya.
Modus pelaku yaitu konsumen yang mau menggunakan jasanya untuk terinput di data PeduliLindungi dia harus mengirim KTP dan nomor ponsel aktif. Kemudian diinput oleh HA.
ADVERTISEMENT
"Terduga pelaku memiliki akses untuk menginput karena adalah pegawai honorer di dinas kesehatan di Provinsi Kalimantan Barat," katanya.
Sementara itu, HA mengaku sudah dari Juni 2022 menyediakan jasa ini. Klien sekitar 200 orang dari berbagai wilayah Nusantara. Banyak dari daerah Jawa.
"Dapat keuntungan sekitar Rp 40 juta lebih. Pertama untuk orang tua sakit, kebutuhan sehari-hari, dan kadang uang kita sedekahin ke orang-orang," kata HA.
Dia mengakui bekerja di dinas kesehatan di Kalimantan Barat dan punya akses untuk mengisi PeduliLindungi.