Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Napi Palestina yang Dilepaskan Israel Derita Kelaparan dan Penyiksaan
28 Februari 2025 15:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Ratusan napi Palestina yang dilepaskan Israel pada pekan ini mengalami kelaparan dan penyiksaan. Mereka merupakan bagian pertukaran tahanan dengan Hamas.
ADVERTISEMENT
Pertukaran itu adalah bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Kedua belah pihak menyepakati tahap satu gencatan senjata pada 19 Januari 2025.
Dengan adanya gencatan senjata maka perang Gaza yang meletus nyaris tiga tahun terhenti untuk sementara.
Pada Kamis (27/2) ini sebanyak 600 napi Palestina dilepaskan Israel. Sebelumnya, Hamas mengembalikan empat jenazah warga Israel.
Beberapa napi Palestina usai dibebaskan Israel dibawa ke sebuah rumah sakit di Khan Younis, Gaza. Mereka akan dirawat karena mengalami luka-luka saat berada di penjara Israel.
Selain ke Khan Younis, napi Palestina dikirim ke Mesir dan Tepi Barat.
Salah seorang napi yang dilepaskan, Alaa al-Bayari, mengaku menyaksikan berbagai macam bentuk penyiksaan.
“Ada penyiksaan, pemukulan, penghinaan, dan semua hal yang dapat Anda bayangkan saat berada di penjara Israel,” kata al-Bayari seperti dikutip dari Al-Jazeera.
ADVERTISEMENT
Kesaksian serupa disampaikan seorang tahanan Palestina lainnya, Yahya Shrida. Ia menggambarkan penjara Israel sebagai pemakaman.
"Kami telah terbebas dari penderitaan. Rasanya seperti kami telah digali dari kuburan kami sendiri. Tidak ada tahanan yang pernah mengalami penundaan pembebasan mereka dua kali," ucap Yahya.
"Apa yang telah kami lalui adalah situasi yang tidak dapat ditanggung oleh gunung. Sangat sulit untuk dijelaskan; sangat sulit untuk membicarakan apa yang telah kami lalui,” sambung dia.