Narendra Modi Diprediksi Menang Pemilu, Jadi PM India Ketiga Kalinya

4 Juni 2024 17:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri India Narendra Modi tiba untuk menghadiri peresmian Kuil Dewa Rama di Ayodhya, India, Senin (22/1/2024). Foto: Doordarshan/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri India Narendra Modi tiba untuk menghadiri peresmian Kuil Dewa Rama di Ayodhya, India, Senin (22/1/2024). Foto: Doordarshan/via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Narendra Modi diperkirakan akan kembali memenangkan pemilu India untuk masa jabatan ketiga secara berturut-turut. Penghitungan 642 juta suara dimulai pada Selasa (4/6), usai pemungutan suara yang berakhir pada 1 Juni lalu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, hasil polling di televisi lokal India memproyeksikan kemenangan besar bagi Modi. Meskipun demikian, jajak pendapat sering kali salah dalam memprediksi hasil pemilu di India. Jika kemenangan Modi terkonfirmasi, partai nasionalis Hindu yang dipimpinnya juga ikut diprediksi menang.
Para investor menyambut baik prospek masa jabatan Modi berikutnya. Mereka berharap akan ada pertumbuhan ekonomi yang kuat dan reformasi pro-bisnis.
"Tugas utama pemerintahan berikutnya adalah memakmurkan India sebelum usianya menua," tulis surat kabar Times of India, Selasa (4/6), seperti dikutip dari Reuters.
Masyarakat mengantri saat menunggu untuk memberikan suara mereka di tempat pemungutan suara selama pemilihan umum tahap kedua di desa Eramalloor, di negara bagian selatan Kerala, India (26/4/2024) Foto: Sivaram V/REUTERS
Jajak pendapat TV yang dirilis pada Sabtu (1/6) memproyeksikan Aliansi Demokratik Nasional yang dipimpin partai Modi, BJP, akan memenangkan mayoritas dua per tiga di parlemen.
Beberapa hasil polling juga memprediksi BJP akan memenangkan lebih dari 303 kursi, hasil yang ia dapat di 2019.
ADVERTISEMENT
Proyeksi ini mendorong tercapainya rekor tertinggi saham India pada Senin (3/6). Sementara, rupee menguat dan imbal hasil obligasi turun.
Hampir 1 miliar warga India memiliki hak pilih dalam pemilu tujuh tahap yang dimulai sejak 19 April lalu itu. Lebih dari 66 persen pemilih terdaftar memberikan suaranya tahun ini. Pemilu diadakan di tengah gelombang panas dengan suhu mencapai hampir 50° Celsius di beberapa wilayah.
Perdana Menteri India Narendra Modi saat mengumumkan konsensus Deklarasi KTT Pemimpin G20 saat menghadiri "Sesi II: Satu Keluarga" pada KTT G20 di New Delhi, India, Sabtu (9/9/2023). Foto: Evelyn Hockstein/Pool via Reuters
Modi (73 tahun), mulai berkuasa pada 2014 dengan janji pertumbuhan dan perubahan. Jika menang Modi akan mengikuti jejak, Jawaharlal Nehru, memenangkan tiga masa jabatan berturut-turut.
Modi memulai kampanye dengan menunjukkan rekam jejaknya selama menjabat, termasuk pertumbuhan ekonomi, kebijakan kesejahteraan, nasionalisme Hindu, hingga komitmen pribadinya untuk memenuhi janji yang disebutnya "Jaminan Modi".
ADVERTISEMENT
Namun, ia mengubah taktik setelah jumlah pemilihnya menurun di tahap pertama. Pihaknya mulai melirik suara dari ratusan juta Muslim di India.
Analis mengatakan, perubahan tersebut diduga bertujuan untuk membangkitkan basis nasionalis Hindu dari BJP yang dipimpin Modi. Modi dikritik karena dianggap memicu perpecahan antara umat Hindu dan Muslim untuk memenangkan suara dengan menyalahkan kampanye oposisi.
Di sisi lain, Aliansi oposisi India yang dipimpin oleh partai Kongres Rahul Gandhi menduga Modi akan menghancurkan konstitusi jika kembali berkuasa.