NasDem: Kami Bukan Duri Dalam Daging Bagi Jokowi, tapi Mitra Kritis

31 Oktober 2019 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum NasDem Surya Paloh bersama Presiden PKS Sohibul Iman di DPP PKS. Foto: Ricad Saka/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum NasDem Surya Paloh bersama Presiden PKS Sohibul Iman di DPP PKS. Foto: Ricad Saka/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bertemu dengan Presiden PKS Sohibul Iman pada Rabu (30/10). Keduanya sepakat membuka peluang untuk melakukan kerja sama politik. Pertemuan ini dikhawatirkan akan merusak koalisi Jokowi.
ADVERTISEMENT
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem, Lestari Moerdijat mengatakan, meski partainya memiliki kesepakatan dengan PKS, ia menjamin NasDem tak akan menjadi duri dalam daging koalisi Jokowi. Sebab, kata dia, sejak awal partainya menjadi bagian dari koalisi.
"Enggaklah, bagaimana bisa jadi duri, orang dagingnya kita kok. Keberhasilan pemerintahan Jokowi adalah keberhasilan partai NasDem," kata Rerie sapaan Lestari Moerdijat di Gedung DPR, Senayan, Kamis (31/10).
Rerie menegaskan partainya akan tetap bersama Jokowi meskipun saat ini ada anggota baru koalisi, Partai Gerindra yang telah bergabung ke pemerintah. Partai NasDem, kata Rerie, tetap mendukung Jokowi secara total hingga masa jabatan berakhir.
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat seusai pelantikan. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
"Dari awal Partai NasDem sudah menyatakan diri dan berjuang bersama Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin dalam Pilpres sebagai salah satu tiang utama. NasDem dari awal sudah mengatakan total (dukung)," ungkap Rerie.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Rerie menuturkan NasDem akan menjadi mitra koalisi yang kritis apabila terdapat kebijakan pemerintah yang dinilai kurang tepat. Hal itu, kata dia, dilakukan untuk mengantisipasi tantangan tahun 2020 yang semakin kompleks.
"Bahwa dalam perjalanannya NasDem harus bersifat kritis konstruktif, adalah sebagai mitra yang tujuannya memastikan keberhasilan pemerintahan semua," tutur dia.
"Konteks yang harus disadari semua pihak, 2020 adalah masa kritikal untuk dunia, bukan secara politik ya. Kita lihat apa yang terjadi kita juga melihat bagaimana perang dagang yang saat ini terjadi. Bagaimana akhirnya para pelaku ekonomi dunia melakukan konsolidasinya masing masing, ini tantangan untuk kita," tutup dia.