news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

NasDem Khawatir Jokowi Cawe-cawe: Mudah-mudahan Bukan Abuse of Power

30 Mei 2023 17:54 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua DPP Partai NasDem, Sugeng Suparwoto, mengaku ada kekhawatiran soal penjegalan terhadap Koalisi Perubahan, terutama dari Presiden Jokowi. Pasalnya, menurut Sugeng, Jokowi sudah blak-blakan akan ikut cawe-cawe dalam Pilpres 2024 demi kepentingan negara.
ADVERTISEMENT
"[Wujud penjegalan] itu kan bentuk kekhawatiran kita jadinya. Bayangkan kalau presiden betul-betul cawe-cawe, dia sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara yang punya alat negara. Kita bisa bayangkan kalau dia lantas tidak netral, aparat lantas tidak netral, itu kan menjadi kekhawatiran kita," kata Sugeng kepada wartawan di Sekretariat Perubahan, Jakarta, Selasa (30/5).
Sugeng berharap mudah-mudahan pernyataan Jokowi ini hanya pernyataan emosional karena ia ingin terus berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Mudah-mudahan itu konteksnya. Jadi positif thinking, kami tetap positif thinking. Kita yang ada adalah mudah-mudahan itu tidak lantas ditindaklanjuti pemerintah," ucapnya.
Presiden Jokowi menjamu makan siang di Istana (Presidential Lunch) para ketum partai koalisi, Rabu (15/6/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
Namun, ia menilai, seharusnya presiden tidak perlu ikut cawe-cawe masalah Pilpres 2024. Presiden, sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara, kata dia, harus bisa bersikap netral.
ADVERTISEMENT
"Kenapa? Konstitusinya kan jelas, soal presiden wakil presiden domainnya partai politik kan gitu," imbuhnya.
Sugeng berharap, cawe-cawe yang dimaksud presiden bukanlah dengan cara menggunakan alat kekuasaan. Sebab jika hal itu terjadi, dia menilai, demokrasi Indonesia akan mengalami kemunduran.
"Mudah-mudahan cawe-cawe yang dimaksud bukan abuse of power. Kalau ini terjadi, mundur kita, setback, kita sudah bagus kok ini demokrasi berjalan, demokrasi konstitusional sekaligus demokrasi substansial, bukan semata-mata demokrasi prosedural, tetapi kita termasuk wilayah demokrasi substansial," pungkas Sugeng.
Presiden Jokowi saat bertemu pemred media di Indonesia. Foto: Dok. Agus Suparto
Setelah sempat menyanggah, kini Jokowi tak ragu blak-blakan jika dirinya memang cawe-cawe soal capres. Namun, kata Jokowi saat bertemu Wapemred Kompas Yogi Nugraha, mengaku banyak membahas cawe-cawe terkait kepentingan negara.
"Ada lebih dari 7 kali Pak Presiden mengatakan cawe-cawe. Kemudian dikaitkanlah dengan soal capres. Tadi mengatakan begini 'pemimpin di tahun 2024, 2029, dan 2034 itu sangat krusial. Untuk mewujudkan 13 tahun'," kata Yogi.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya siapa capres yang didukung, Jokowi tak menjawab nama tapi dia menegaskan ia harus cawe-cawe demi kepentingan negara.
"Ya saya untuk hal ini, (ini konteksnya untuk 13 tahun momentum ya) saya harus cawe-cawe, karena untuk kepentingan negara," ucap Yogi menirukan Jokowi.
"Dia menggarisbawahi bahwa ini tidak ada kaitannya dengan abuse of power sebagai seorang presiden, 'saya tidak akan menggunakan aparat'," tambahnya.
Penjelasan Istana soal Presiden Jokowi cawe-cawe:
ADVERTISEMENT
Terkait pilihan rakyat: