NasDem: Paloh dan Jokowi Bertemu bagai Kakak-Adik, Bahas Persoalan Bangsa

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh berjalan menuju presidensial lounge di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto

Ketua DPP NasDem Sugeng Suparwoto memberikan sedikit bocoran terkait pertemuan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dengan Presiden Jokowi. Mereka bertemu di Istana pada Kamis (26/1) sore.

Sugeng mengatakan, Paloh dan Jokowi melakukan banyak pembicaraan selama dua jam. Pertemuan itu ibarat kangen-kangenan antara kakak dan adik yang lama tidak bertemu,

"Bahwa betul kemarin tepatnya kurang lebih pukul 14.00 WIB, itu Pak Surya itu bertemu dengan Presiden di Istana. Dibahas adalah sekali lagi dua tokoh yang kangen-kangenan sebetulnya," kata Sugeng di rumah pribadi Anies di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (27/1).

"Jadi ekspresi yang nampak, kebetulan saya pertanyakan kepada Pak Surya, bagai kakak-adik yang kurang lebih selama tiga bulan tidak berkomunikasi lantas berkomunikasi dengan sangat baik," tambah dia.

Sugeng menjelaskan, sebenarnya tidak etis dirinya menanyakan kepada Paloh terkait apa yang dibahas bersama Jokowi. Namun ia menduga pertemuan itu dalam rangka membangun kebersamaan.

"Saya tahu persis karena saya sering mendampingi Pak Surya ketemu Pak Jokowi. Beliau-beliau ini kalau bertemu pasti berbicara tentang bangsa, berbagai tantangannya dan secara implisit karena saya kan tidak mau mengorek-ngorek lebih jauh ya," kata Sugeng.

"Ya seperti biasanya lah, kita ketemu. Bangsa ini ada tantangan ekonomi, tantangan sosial budaya dan sebagainya maka ketemu," lanjut dia.

Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto usai pertemuan tim kecil NasDem, Demokrat dan PKS di Pendopo Anies Baswedan, Jakarta, Jumat (27/1). Foto: Zamachsyari/kumparan

NasDem mengaku bahagia karena Paloh akhirnya kembali bertemu dan berbicara secara langsung dengan Jokowi. Sebab Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan sehingga tokoh bangsa baiknya bertemu dan memberikan masukan dalam menghadapi masalah yang ada.

"Sebagaimana kita ketahui, ada tantangan ekonomi misalnya. Meskipun kita bersyukur Indonesia hari ini justru ada indikasi-indikasi yang lumayan lah, surplus ekspor misalnya, kami bahas dengan Pak Surya sampai 54 miliar USD dalam sejarah belum pernah terjadi," kata Sugeng.

"Lantas inflasi masih terkendali juga demikian pertumbuhan ekonomi dibandingkan negara kawasan pun maupun dunia. Tetapi ingat bahwa itu tidak taken for granted istilahnya, harus dipelihara, nah itulah kemarin membicarakan soal itu. Bagaimana memelihara kondusivitas agar bangsa ini tetap terus bergerak maju baik secara ekonomi, Politik, sosial budaya," tutur Sugeng.