NasDem: Pembongkaran Seni Bambu di HI Boros, Perencanaan DKI Gagal

18 Juli 2019 14:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Seniman Joko Avianto di Bundaran HI, Kamis (16/8/18). Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Seniman Joko Avianto di Bundaran HI, Kamis (16/8/18). Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Pembongkaran instalasi seni bambu "Getih Getah" di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) mendapat kritikan dari Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus. Bestari menganggap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak berpikir panjang mengenai pembuatan karya yang menghabiskan dana sampai Rp 550 juta ini.
ADVERTISEMENT
“Ya, itu salah satu pemborosan. Memang DKI ini selalu ada kegagalan dalam perencanaan. Tidak terserapnya anggaran, itupun banyak dikarenakan kegagalan dalam perencanaan karena tidak direncanakan dengan matang. Nah, hal yang terkait dengan bambu ini juga saya kira sama,” kata Bestari kepada wartawan, Kamis, (18/7).
Instalasi seni berbahan bambu karya Joko Avianto, Rabu (15/8/18). Foto: Nadia K Putri/kumparan
“Gubernur tidak berpikir panjang bahwa DKI ini punya dua musim, gitu. Ada musim panas dan hujan. Kalau dia (seni bambu) ada di ruangan tertutup mungkin dia akan awet,” tambahnya.
Bestari merasa kalau hanya untuk ikon di Jakarta, anggaran yang dipakai membuat kesenian bambu bisa digunakan instalasi seni lain yang tahan dengan kondisi cuaca. Atas dasar itu, Bestari kembali menyebut Anies terlalu buru-buru dalam merencanakan sesuatu.
“Ya, saya kira tadinya di situ mau dipasang semacam patung ondel-ondel yang sifatnya tahan air ternyata kan yg diinikan (dibuat) berbeda. Ini yang saya kira ke depan perlu dipikirkan,” ujar Bestari.
ADVERTISEMENT
Senada, Ketua Fraksi PDIP, Gembong Warsono, mengaku awalnya mengapresiasi karya seni yang dibuat Joko Avianto tersebut. Namun, setelah mengetahui karya itu dibongkar, ia langsung mempertanyakannya.
“Yang pertama, mubazir. Kedua, dulu 'kan pernah kita pertanyakan, katanya 'kan tahan lama, karena dia punya alat untuk membuat bambu tahan lama, gitu lho. Itu awal yang kita dengar seperti itu,” ungkap Gembong.
Gembong tidak mau menyalahkan seniman yang membuat karya tersebut. Ia hanya meminta Anies lebih cermat memanfaatkan anggaran yang tersedia.
“Itu harus hati-hati, 'kan duit rakyat, tidak sedikit. Bahwa saat itu kita berikan apresiasi kepada gubernur untuk menghidupkan kreativitas seni untuk ditampilkan di DKI Jakarta, ya, tapi harus proporsional,” tutur Gembong.
ADVERTISEMENT
“Jadi karena seniman perlu diapresiasi diberikan ruang juga. Cuma dalam pemilihan konten, faktor utama bagi Pak Gubernur untuk bisa menampilkan, ya, betul-betul baik,” tambahnya.
Pembongkaran instalasi seni itu dilakukan lantaran kondisi bambu yang mulai rapuh akibat terpapar cuaca. Pembongkaran dilakukan pukul 21.00 WIB, Rabu (17/7) malam.
"Khawatir roboh," ujar Kepala Dinas Kehutanan Suzi Marsita. Sebagai gantinya, lokasi yang kosong akan diisi dengan berbagai macam tanaman.
Getih-getah diresmikan Anies pada 16 Agustus 2018 untuk menyambut Asian Games. Butuh waktu satu minggu untuk Joko Avianto dan sepuluh pekerja lainnya untuk merampungkan karya seni tersebut.