Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ajakan Ketua MPR Bambang Soesatyo agar para milenial mendukung pilkada tak langsung, menuai pro dan kontra. Menurut Ketua DPP NasDem Lathifa Al Anshori, pilkada langsung saat ini masih merupakan opsi terbaik bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Lathifa, jika ada masalah di proses pilkada langsung, seharusnya dicari solusi lain yang lebih memajukan, bukan malah membuat proses demokrasi menjadi mundur. Sebab, saat ini, pilkada langsung sudah terbukti melahirkan sosok pemimpin-pemimpin daerah yang berkualitas.
"Kalau NasDem, kita merasa kalau pilkada tetap seperti sekarang (pilkada langsung), sistem pilkada (langsung) ini melahirkan banyak sekali tokoh-tokoh yang bagus," tutur Lathifa kepada kumparan, Senin (16/12).
Menurut Ketua DPP Bidang Pemilih Pemula dan Milenial NasDem itu, saat ini angka partisipasi politik anak muda masih rendah. Sehingga, Lathifa menyebut, akan lebih baik jika pilkada langsung tetap digelar untuk memberikan pendidikan politik bagi milenial.
"Yang saya lihat saja, milenial (usia) 23-38 tahun itu yang peduli politik hanya 23 persen. Itu baru yang peduli isu politik, belum lagi yang mau masuk parpol cuma 11 persenan," kata dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Lathifa menegaskan, partainya berkomitmen untuk tidak menerapkan mahar politik di pilkada. Khususnya, di Pilkada 2020 mendatang.
"Bahkan, tagline awal NasDem berdiri, NasDem berperan sebagai partai pertama yang berani antimahar. Jadi kita enggak minta uang dari kandidat sepersen pun untuk mereka maju. Jadi komitmen NasDem tetap seperti itu," tandasnya.
Ajakan Bamsoet kepada para milenial agar mendukung pilkada tak langsung itu disampaikan di acara Milenial Fest di Balai Sarbini, Sabtu (14/12) lalu. Menurut Bamsoet, selain membutuhkan biaya besar, proses pemilu langsung juga kerap berakhir pada kekacauan di parlemen.
"Ubah sistem politik kita. Kembalikan ke parlemen. Ayo siapa yang bisa jawab? Ada ide enggak, karena sistem politik yang kita pilih, sistem demokrasi yang kita putuskan hari ini adalah sistem pemilu langsung dan perlukan biaya tinggi," kata Bamsoet.
ADVERTISEMENT