Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Partai Masyumi dengan tagline 'Masyumi Reborn ' akan meramaikan kancah perpolitikan Indonesia. Hadirnya kembali Partai Masyumi diinisiasi oleh sejumlah petinggi KAMI.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengapresiasi rencana kembalinya Partai Masyumi. Sebab, salah satu perjuangan konstitusional adalah melalui partai politik.
"Bagus kalau KAMI mau bikin partai. Artinya mereka sadar perjuangan lewat jalan konstitusional dan sadar bahwa perjuangan paling besar itu di partai dan di parlemen," kata Willy saat dimintai tanggapan, Senin (9/11).
Inisiatif KAMI mendeklarasikan kembalinya Partai Masyumi sempat menjadi sorotan karena dinilai tidak sejalan dengan tujuan awal dibentuknya organisasi itu. Namun menurut Willy, hal itu tidak menjadi masalah karena membentuk partai juga bagian dari gerakan moral.
"Saya melihat bukan hanya satu dua partai yang basisnya ormas, termasuk kita juga awalnya kan ormas. Setiap perjuangan politik adalah moral force (kekuatan moral). Itu bukan suatu hal yang terpisah. Ada virtue (kebajikan) yang diperjuangkan, ada standar moral masing-masing. Itu harus diapresiasi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia menyebut sah-sah saja jika KAMI akan membentuk Partai Masyumi Reborn karena ada proses edukasi dalam pembentukan kembali partai yang sebelumnya dibubarkan pada zaman Presiden Sukarno itu. Apalagi Amien Rais juga sudah memberi sinyal akan bergabung ke Partai Masyumi Reborn.
Namun di sisi lain, Willy mengingatkan jangan sampai pembentukan kembali Partai Masyumi hanya menjadi barisan sakit hati.
"Ini tradisi edukasi. Kalau ini terjadi ada tradisi edukasi, itu yang haris kita lihat. Tetapi jangan menjadi barisan sakit hati. Itu yang harus kita juga berikan catatan," tandas Willy.
Sebagaimana diketahui, deklarasi Partai Masyumi dengan tagline 'Masyumi Reborn' digelar di aula Masjid Furqon, Kramat Raya, Jakarta Pusat. Deklarasi itu dihadiri sejumlah tokoh di antaranya Abdullah Hehamahua, Bachtiar Chamsyah, Cholil Ridwan hingga Fuad Amsyari.
ADVERTISEMENT