NasDem soal AUKUS: Luhut, Menlu, TNI Mesti Pintar-pintar Lah

17 September 2021 13:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Farhan saat pelantikan anggota DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selasa (1/10/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Farhan saat pelantikan anggota DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selasa (1/10/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Aliansi pertahanan baru, AUKUS, terbentuk untuk merespons dominasi China di Indo-Pasifik. Aliansi ini terdiri dari Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Menanggapi keberadaan AUKUS, anggota Komisi I DPR Muhammad Farhan menjelaskan, situasi ini harus disikapi dengan sangat bijak oleh pemerintah Indonesia.
"Australia, Inggris, AS kan menguatkan pertahanan mereka yang namanya AUKUS, yang program utamanya meluncurkan kapal perang nuklir pertama milik Australia. Jadi wajar China menunjukkan juga kekuatannya sampai ada kapal induk coast guard dan kapal lainnya," kata Farhan saat dimintai tanggapan, Jumat (17/9).
Infografik Aliansi AUKUS di Indo-Pasifik. Foto: kumparan
Menurut Farhan, pembentukan AUKUS akan memancing ketegangan. Hal ini sudah terbukti lewat hadirnya China melalui kapal induknya di perairan Natuna.
"China tiba-tiba datang menunjukkan bahwa saya juga kuat kira kira begitu. Jadi kita mesti pintar-pintar nih, pintar-pintar TNI, Kemlu, ya sama Pak Luhut lah Menko Marves untuk membangun komunikasi diplomasi militer yang clear dengan China juga," beber Politikus NasDem ini.
Laut China Selatan. Foto: Reuters
Jalan tengahnya, Farhan berpendapat, latihan Gabungan militer RI-AS bertajuk Garuda Shield sebagai sinyal persahabatan dengan AS, mesti ditunjukkan juga dengan China.
ADVERTISEMENT
Meski AUKUS hanya sebagai provokasi, Farhan meminta pemerintah RI tidak terpancing.
"Alangkah baiknya kalau Pak Yudo (KSAL) untuk menjalin diplomasi militer dengan China. Ya bahasa gampangnya tentara China, mumpung ada Kapal Induk di sana boleh ndak kita latihan manuver yuk, diposisikan sebagai sahabat," kata Farhan.
"Harus menjaga keseimbangan supaya menurunkan tensi ketegangan wilayah. Jadi zero enemy itulah keuntungan kita sebagai negara bebas aktif itu," pungkas legislator dapil Bandung ini.