NasDem Tetap Dukung Sahroni-Airin di Pilgub DKI 2024, Anies Disarankan Nyapres

9 Februari 2022 16:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat peluncuran Kapal Ambulans Prof Abdulrachman Saleh Kamis (23/12). Foto: PPID DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat peluncuran Kapal Ambulans Prof Abdulrachman Saleh Kamis (23/12). Foto: PPID DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan unggul dalam survei Populi Center terkait cagub DKI 2024. Ia memperoleh persentase 47,5%, disusul Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan 8,5% dan Sandiaga Uno 5,3%.
ADVERTISEMENT
Ketua Pemenangan Pemilu Partai NasDem Wilayah Jakarta-Banten, Achmad Effendy Choirie, menilai partainya masih tetap mendukung Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni dan mantan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany untuk Pilgub DKI 2024 mendatang.
“Menurut pandangan saya, Sahroni-Airin kalau berpasangan itu akan jadi calon gubernur yang keren dan seksi untuk saingi Sandi atau Ahok kalau mau maju lagi. Sahroni-Airin cukup kompetitif,” ucap Effendi ketika dihubungi, Rabu (9/2).
Hasil survei tersebut dinilai akan berubah jika Sahroni-Airin mulai bergerak mencari dukungan pada masyarakat Jakarta.
“Ya [tetap mendukung Sahroni-Airin], sementara pandangan kami begitu. Mereka belum dapat popularitas dan elektabilitas [di survei] karena memang belum bergerak. Kalau bergerak, saya yakin laku keras itu,” harapnya.
ADVERTISEMENT
Khusus Anies, Effendi menyarankan agar fokus menghadapi Pilpres 2024. Terlebih namanya kerap kali masuk tiga besar capres di berbagai survei.
“Untuk Anies, saya kira harus lebih konsentrasi jadi presiden. Sekarang Anies sudah masuk 3 besar. Dia harus naik pangkat, naik jabatan. Indonesia sudah membutuhkan dia untuk jadi presiden. Buktinya dia masuk 3 besar. Sebagian rakyat Indonesia sudah lirik, mengharapkan Anies, selain Ganjar dan Prabowo,” tuturnya.
Namun, tidak menutup kemungkinan Anies juga mengambil peluang dalam Pilgub DKI. Hal tersebut bisa menjadi alternatif jika Anies tidak diajukan di Pilpres 2024.
“Meskipun populer di DKI, tak perlu berpikir lagi kembali ke DKI. Tetapi karena politik itu dinamis dan pilgub dilakukan setelah pilpres, ya, tidak salah kalau tetap menjadikan gubernur [DKI] sebagai alternatif terakhir,” tutup Effendi.
ADVERTISEMENT