NATO Prediksi Perang Rusia dan Ukraina Tak Akan Segera Berakhir

18 September 2023 17:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjawab pertanyaan dari mahasiswa Universitas Keio di Tokyo. Foto: Eugene Hoshiko/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjawab pertanyaan dari mahasiswa Universitas Keio di Tokyo. Foto: Eugene Hoshiko/AP Photo
ADVERTISEMENT
Perang Rusia vs Ukraina berlangsung lama, sebab serangan balasan yang dilakukan pasukan Kiev hanya menghasilkan sedikit kemajuan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, perdamaian hanya akan bisa terjadi apabila Rusia menyerah dan Ukraina akhirnya memenangi perang yang sudah berlangsung hampir 19 bulan itu.
Dikutip dari CNN, pernyataan tersebut disampaikan oleh Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, dalam wawancara dengan surat kabar Jerman Berliner Morgenpost yang diterbitkan pada Minggu (17/9).
"Sebagian besar perang berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan ketika mereka pertama kali dimulai. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri untuk perang yang panjang di Ukraina," kata Stoltenberg.
Eks Perdana Menteri Norwegia itu menambahkan, perdamaian sudah menjadi sesuatu yang sudah dinantikan semua orang.
Warga menghadiri pameran kendaraan militer Rusia yang hancur di jalan utama Khreshchatyk sebagai bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan Ukraina yang akan datang, di tengah invasi Rusia, di Kyiv tengah, Ukraina 21 Agustus 2023. Foto: REUTERS/Gleb Garanich
Namun, kata Stoltenberg, keinginan itu hanya bisa terwujud apabila Rusia menyerah dan Presiden Vladimir Putin menarik pasukannya dari Ukraina.
ADVERTISEMENT
"Kita semua berharap perdamaian cepat terjadi. Namun pada saat yang sama, kita harus menyadari: Jika Presiden Zelensky dan rakyat Ukraina menyerah, negara mereka tidak akan ada lagi. Jika Presiden Putin dan Rusia meletakkan senjata mereka, kita akan memiliki perdamaian," jelas Stoltenberg.
"Cara termudah untuk mengakhiri perang ini adalah jika Putin menarik pasukannya," tambahnya.
Mengenai kemungkinan Putin menginisiasi keterlibatan nuklir dalam perang di Ukraina, Stoltenberg mengaku persiapan NATO atas kemungkinan itu sudah berlangsung.
Pengantin baru mengunjungi pameran yang memamerkan kendaraan militer Rusia yang hancur yang terletak di jalan utama Khreshchatyk sebagai bagian dari perayaan Hari Kemerdekaan Ukraina di tengah invasi Rusia, di pusat Kyiv, Ukraina 21 Agustus 2023. Foto: REUTERS/Gleb Garanich
"Retorika nuklir Putin berbahaya dan kejam, tetapi NATO siap menghadapi setiap ancaman dan tantangan," pungkasnya.
Meski begitu, sambung dia, sejauh ini NATO tidak mendeteksi adanya tanda-tanda bahwa Rusia mengerahkan nuklir di Ukraina.
"Kami mengamati dengan saksama apa yang dilakukan tentara Rusia. Hingga saat ini kami belum melihat adanya perubahan pada kekuatan nuklir Rusia yang akan mendorong kami untuk bereaksi," jelas Stoltenberg.
ADVERTISEMENT

Dikejar Waktu

Pasukan Ukraina dilaporkan memperoleh kemajuan kecil dalam serangan balasan melawan Rusia. Untuk bisa menang pun, menurut para pengamat, ada harga mahal yang perlu dibayar.
Pada Jumat (15/9) pekan lalu, pasukan Ukraina mengumumkan telah merebut kembali sebuah desa di bagian selatan Kota Bakhmut, Desa Andriivka. Pencapaian itu adalah yang pertama kali diumumkan sejak serangan balasan berlangsung beberapa pekan lalu.
Pencari ranjau dari brigade pertahanan teritorial terpisah ke-128 dari Angkatan Bersenjata Ukraina mengambil bagian dalam pelatihan di wilayah Donetsk, Ukraina 2 Agustus 2023. Foto: Viacheslav Ratynskyi/Reuters
Pasukan Ukraina kini seolah sedang dikejar waktu, sebelum musim gugur yang membawa tantangan baru di medan perang kembali tiba dan menghambat pergerakan mereka.
Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, Jenderal Mark Milley, meyakini bahwa Ukraina hanya memiliki waktu enam minggu lagi sebelum perubahan cuaca berdampak buruk pada serangan balasan.
"Masih ada waktu yang cukup, sekitar 30 hingga 45 hari lagi untuk menghadapi cuaca yang buruk," kata Milley kepada BBC.
ADVERTISEMENT
"Setelah itu, lumpur dan hujan kemungkinan akan berdampak pada kemampuan manuver di medan perang," sambung dia.
Pencari ranjau dari brigade pertahanan teritorial terpisah ke-128 dari Angkatan Bersenjata Ukraina mengambil bagian dalam pelatihan di wilayah Donetsk, Ukraina 2 Agustus 2023. Foto: Viacheslav Ratynskyi/Reuters
Kepala Intelijen Militer Ukraina, Kyrylo Budanov, mengaku serangan balasan berlangsung lebih lambat dari yang dia inginkan. Namun, dia memastikan pasukannya siap terus bertempur tanpa menghiraukan cuaca buruk.
"Garis pertahanan Rusia terencana dengan baik dan dipenuhi ranjau, yang membuat situasi di medan perang menjadi rumit," ungkap Budanov.
"Namun, meskipun cuaca dingin adalah kenyataan yang tidak bisa diabaikan oleh militer, pertempuran akan terus berlanjut, serangan balik akan terus berlanjut," tegas dia.