Negara Eropa Mulai Ajak Afrika Ikut Bersatu Kecam Agresi Rusia di Ukraina

14 Januari 2023 3:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang suporter wanita membawa poster bergambar Presiden Rusia Vladmir Putin di Stadion Legii, Warsawa, Polandia, Selasa (12/4/2022). Foto: Kacper Pempel/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Seorang suporter wanita membawa poster bergambar Presiden Rusia Vladmir Putin di Stadion Legii, Warsawa, Polandia, Selasa (12/4/2022). Foto: Kacper Pempel/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eropa mulai mengajak negara-negara di wilayah Afrika untuk turut mengecam agresi Rusia di Ukraina yang sudah memasuki bulan ke-11.
ADVERTISEMENT
Pada saat bersamaan, pihaknya pun menyerukan peningkatan hubungan dan kerja sama yang lebih mendalam antara Uni Afrika dengan negara-negara di Benua Biru.
Seruan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna dan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, di markas Uni Afrika yang berada di Addis Ababa, Ethiopia, pada Jumat (13/1).
Kedua diplomat menghadiri konferensi pers gabungan bersama Kepala Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, di hari terakhir kunjungan mereka selama dua hari ke negara di kawasan Afrika Timur itu.
“Penting untuk diingat bahwa ada penyerang dan yang diserang dan penting bagi semua orang untuk memberi tahu penyerang bahwa dia harus berhenti,” ujar Colonna, seperti dikutip dari AFP.
Menteri Luar Negeri dan Eropa Prancis, Catherine Colonna (kanan) dan Semerita Sewasew, saat penandatanganan antara pemerintah Ethiopia dan Prancis di Kedutaan Besar Prancis di Addis Ababa, Ethiopia, pada Jumat (13/1/2023). Foto: Amanuel Sileshi/AFP
“Kami memiliki kepentingan bersama dan kami memiliki harapan dari teman-teman Afrika kami,” ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Hal serupa pun digaungkan oleh Baerbock, yang mengatakan bahwa perdamaian di Eropa sedang turut diserang imbas konflik Rusia dan Ukraina.
“Kami membutuhkan Anda, kami membutuhkan Afrika untuk mempertahankan perdamaian,” pinta Baerbock.
Secara ekonomi, negara di benua Afrika sangat bergantungan terhadap Rusia dan Ukraina. Kedua negara yang sedang berperang ini adalah pemasok utama gandum dan biji-bijian ke kawasan itu — Rusia pun merupakan pemasok utama minyak dan pupuk di Afrika.
Sehingga, sejak konflik pecah dan rute ekspor gandum melalui Laut Hitam terhambat, dampak negatif perang paling dirasakan di negara seluruh benua Afrika.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock kunjungi kuburan massal di Bucha, Ukraina pada Selasa (10/5/2022). Foto: SERGEY VOLSKIY/AFP
Harga bahan bakar, pupuk, dan bahan pokok meroket tinggi sehingga memicu terjadinya inflasi dan kenaikan biaya hidup.
ADVERTISEMENT
“Kami melihat efek dari perang brutal Rusia ini di seluruh dunia dan terutama di Tanduk Afrika,” kata Baerbock.
Diplomat yang telah menjabat sebagai menlu sejak 2021 itu menambahkan, Rusia telah dengan sengaja menggunakan ekspor pangan sebagai senjata mereka.

Ajakan Persatuan Uni Eropa dan Uni Afrika

Merasa prihatin atas krisis ekonomi yang melanda Afrika akibat konflik di Ukraina, Baerbock pun menyarankan agar kedua blok bersatu dan kerja sama dengan Uni Eropa dapat meningkat.
“Kami ingin mengintensifkan hubungan antara Uni Eropa dan Uni Afrika,” tutur Baerbock.
Menimpali pernyataan mitranya dari Jerman itu, Colonna juga menyarankan persatuan yang lebih baik dan partisipasi lebih besar dari benua Afrika ke dalam tata kelola global.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) melakukan pertemuan dengan Presiden Senegal dan ketua Uni Afrika Macky Sall di kediaman Bocharov Ruchei di resor Laut Hitam Sochi, Rusia, Jumat (3/6). Foto: Kremlin/Pool/via AP PHOTO
Kedua diplomat pun menyerukan dukungan mereka agar Uni Afrika dapat memiliki kursi permanen di Dewan Keamanan PBB (United Nations Security Council/UNSC) sebagai langkah pertama untuk mengimplementasikan partisipasi global tersebut.
ADVERTISEMENT
Dukungan Colonna dan Baerbock dipandang baik oleh Faki, namun ia menegaskan bahwa sebagian besar negara di Afrika memilih untuk tidak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina secara langsung.
Menyadari tingginya tingkat ketergantungan negara-negara di Afrika kepada Moskow, mereka pun enggan bersikap konfrontatif terhadap Rusia.
Hal tersebut dapat disimpulkan dari pemungutan suara resolusi PBB pada November 2022 lalu yang menyerukan Rusia untuk membayar ganti rugi perang kepada Ukraina.
Hasil pemungutan suara atas resolusi PBB itu menunjukkan, banyak negara di Afrika memilih untuk abstain.